6

34.1K 2.9K 86
                                    




Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


' hosh..hosh..hosh! '

Alger atau Allen.. terbangun dengan keringat bercucuran, nafasnya tak beraturan seakan-akan ia baru saja bangun dari mimpi buruk.

" Vano Anjing! Gue kira beneran polos ternyata bangsat banget! Masih kecil aja pikirannya udah licik, kalau besar mau jadi apa coba? Koruptor?"

Umpatan dan kata-kata pedas keluar dari mulut Allen.

" Gue gak ngerti, apa sebenernya tujuan itu bocah sampai fitnah-fitnah si Allen? Kasian bet Lo tong, emang dasarnya si tolol tuh sukanya playing victim, keluarga Andaranjing juga percaya-percaya aja, padahal ada cctv kenapa gak lihat dulu! Emang ya tuh keluarga gobloknya kayak pipa rucika , mengalir sampe DNA"

Allen kembali merebahkan tubuhnya, matanya menatap langit-langit kamar.

" Huhh....laper tapi mager buat jalan, kalau dulu tinggal pesan langsung dateng makanannya, tapi kalau gak makan bisa-bisa gue koid sebelum berjuang, nanti si culun nertawain gue lagi!"

Dengan terpaksa Allen beranjak dari tempat tidur, ia berganti baju dan mencuci muka.

Setelah mengambil uang, Allen keluar dari kos-kosan, kaki kecilnya menyusuri jalan sekitar kos, beruntung ia mendapatkan ingatan Allen jika tidak ia pasti tersesat sekarang.

Tak jauh berjalan ia melihat minimarket diseberang jalan, dengan semangat ia berlari masuk, matanya menatap binar pemandangan didepannya.

' wow! Cokelatnya banyak banget! Hehe... untung si Allen dah gajian kemarin, oke tinggal beli coklat sama mie instan um..sama susu juga deh eh telur juga, gue kan gak pinter masak jadi bikin yang simpel aja, ditambah ni bocil pendek banget, meja dapurnya juga gak ada akhlak tingginya ' batin Allen.

Ia mengambil keranjang dan melangkah menuju rak-rak yang berjajar rapi, ia memasukkan cokelat batangan, mie instan, telur dan beberapa kotak susu.

" Miris banget hidup Lo Al....eh tapi waktu jadi Alger keadaan gue bahkan lebih parah dari ini" gumam Allen.

Setelah menyelesaikan pembayaran ia keluar dengan suasana hati senang.

Saat melewati taman, Allen terhenti menatap sosok orang tua yang tengah bermain dengan anak-anaknya.

' apa gue bisa hidup bahagia di dunia ini? Gue penasaran sama keluarga ni bocah, apa mereka benar-benar sayang sama Allen, secara orang yang bakal bunuh Allen juga keluarga kandung nya sendiri, kira-kira siapa keluarga Allen? Kenapa gue gak ingat apa-apa tentang mereka ' monolog Allen dalam hati.

Ia kembali melanjutkan perjalanan pulangnya melewati gang, namun ia dikejutkan oleh sosok pria yang terbaring ditanah, ia berjalan mendekat.

' ini orang masih hidup atau udah mati? Gue gak mau ya dituduh melakukan pembunuhan '

Allen menjulurkan kakinya mencoba menendang pelan pria tsb

" Bang bangun bang, jangan tidur disini kayak gembel aja....atau Abang emang masih dalam tahap belajar jadi gembel?"

Namun nihil pria tsb tidak merespon sama sekali .

" Jangan-jangan beneran dah mati! Bang! Lo belum matikan?!"

Allen mencoba mengecek nadi pria tsb, setelah merasakan denyutan barulah ia bisa bernafas lega.

" Masih hidup ternyata,hm.. gue bawa kerumah aja kali ya, kasian kalo ditinggal nanti malah dia digondol tante-tante girang"

' tapi gimana gue bawanya? Apa gue seret aja? Kalau gendong pasti gak bakal bisa secara nih orang kayaknya keturunan Titan, apalah diriku yang kecil mungil kek kurcaci'

Allen menatap iri tubuh pria tsb, tingginya mungkin sekitar 175 cm, dibandingkan dirinya sendiri yang hanya 140 cm, Allen benar-benar berfikir kalau tubuh yang ditempatinya adalah keturunan kurcaci.

Dengan susah payah Allen menyeret pria itu ke kamar kosnya

" Nih orang makan beton kali ya? Berat banget perasaan!" Keluh Allen.

Ia menaruh belanjaannya didapur terlebih dahulu,lalu kembali menyeret dan membaringkan pria tadi ke tempat tidurnya.

Allen kembali ke dapur dan menata barang belanjaan ke lemari pendingin

" Sebenernya males juga kalo harus masak, plus gue gak pinter masak, tapi ya gimana lagi ada tamu tak diharapkan masa dikasih mie instan,kan gak sopan..... gitu sih kata Bryan" monolog Allen

Tangan mungilnya mengambil bahan-bahan untuk memasak

" Hmm...nasi goreng aja deh lebih simpel"

Dengan cekatan Allen mengambil nasi, memotong bawang dan bahan lainnya, lantas memasukkannya bersamaan dengan bumbu.

Tak lama 2 piring nasi goreng dengan telur ceplok tersaji di atas meja makan.

Allen menatap binar hasil karyanya

" Mending mandi dulu baru makan"

Dengan semangat ia memasuki kamar mandi. 15 menit kemudian Allen keluar, ia memakai celana hitam pendek selutut dan kaos lengan pendek berwarna biru.

Kakinya melangkah menuju kamarnya, ia membuka pintu kamar dengan pelan dan...

"Ugh!"

Jangan lupa vote dan komen.

Alger or Allen Where stories live. Discover now