24

22K 2.4K 43
                                    






















Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Satu jam kemudian, ketiga orang itu sampai di mansion Skylen, Ren lantas membangunkan Lexy

" Istirahatlah dikamar mu, Allen biar aku yang urus!"

Lexy hendak memprotes namun dihentikan oleh Ren

" Istirahat Lexy, kau tidak ingin mereka tau kau sakit kan?" Ucap Ren penuh penekanan

Lexy menurut, ia mengecup dahi Allen sebelum bergegas ke kamarnya

Ren menggendong Allen menuju lantai 3, ia memasuki kamar yang disiapkan untuk Allen, disana seluruh anggota keluarga Skylen (- Lexy & Mike) berkumpul saat mendengar kabar dari bawahan Lexy

" Pu... putraku!"

Tubuh kecil Allen dengan cepat berpindah ke pelukan Elena

" Apa yang terjadi pada putraku Ren?" Tanya Elena

" Tuan muda pingsan karena terkena pukulan dari gangster distrik 6, ditambah tuan muda kelelahan karena baru selesai bekerja tadi"

Semua orang menggerakkan gigi, lagi! Malaikat kecil mereka disakiti oleh para bajingan itu!

" Baringkan dia dulu" perintah Hendrik

Elena lantas membaringkan Allen ditempat tidur, Rachel melangkah maju memeriksa keadaan Allen

" Baby hanya kelelahan dan sedikit memar di wajahnya, tidak ada yang serius"

Mendengar itu, semua orang akhirnya bisa bernafas lega

" Lalu dimana Lexy?" Tanya Alex menyadarkan semua orang

" Ah! Benar! Dimana ice prince kita?" Timpal Kailo

" Tuan muda Lexy sedang beristirahat di kamar " jawab Ren

" Kenapa dia tidak kesini? Bukankah dia yang membawa baby kemari?"

Aglio/ Lio bertanya dengan suara rendah

Tatapan Ren keruh, diantara anggota keluarga lainnya, hanya Lio yang menentang Lexy sejak kecil, ia tidak suka kepribadian Lexy yang sangat tertutup dan acuh terhadap sekitar, bukannya Lio membenci Lexy, tapi ia ingin Lexy lebih terbuka pada keluarganya sendiri

" Tuan muda sangat kelelahan, setelah mengurus Ritter seharian tuan muda langsung menjemput tuan kecil "

Suara ren terdengar rendah, persetan jika orang didepannya marah, adiknya harus istirahat saat ini!

" Allen adiknya bukan?"

" Benar, tapi tuan muda sudah membawa tuan kecil kesini! Apakah itu tidak cukup?! Apakah tuan muda Lexy tidak boleh istirahat?!"

" Seharu-"

" Diam bang!"

Alex memotong ucapan Lio, ia tidak suka jika ada yang menyudutkan saudara kembarnya

" Abang tidak tahu apa pun tentang Lexy! Jadi jangan menjelekkan dia seperti ini! Dia juga manusia bang!"

" Tapi dia-"

" Kenapa?"

Atensi orang-orang beralih pada Lexy yang bersandar di pintu sembari bersidekap dada

" Kau tidak apa-apa Lexy?" Tanya Alex

Pasalnya wajah Lexy terlihat lebih pucat dari biasanya

Lexy tidak menggubris pertanyaan Alex, sedari awal atensinya hanya tertuju pada Lio

" Aku disini sekarang, kau puas?"

Lio terdiam, ia hanya mengamati wajah datar Lexy yang menyembunyikan ekspresi kelelahan, bohong jika ia tidak khawatir, tapi ia juga tidak bisa mengutarakan perasaannya ini

" Kau sakit Lexy" ucap Rachel memecah keheningan

" Jangan pedulikan aku" Lexy berbalik bersiap keluar

" Diam ditempat mu Lexy!"

Bentakan Derick membuat semua orang terkejut

" Kau bisa bertanya nanti Dad, tapi biarkan aku tidur malam ini, kau tidak ingin aku mati kan?"

Lexy keluar diikuti Ren dibelakangnya

" Haish anak itu" Derick mengusap wajahnya kasar

" Kau tau kesalahan mu kan boy, jalani hukuman itu sekarang" ucap Kailo pada putra bungsunya dan diangguki oleh si empu




Setelah mengunci pintu, tubuh Lexy limbung, beruntung Ren menangkapnya

" Kenapa kau keluar? Aku sudah menyuruhmu istirahat kan" omel Ren

" Aku tau ini akan terjadi" Lexy menjawab apa adanya

" Lio selalu menyudutkan mu, dia benar-benar kekanakan!"

" Dia hanya khawatir bukan benci"

Lexy berbaring dibantu oleh Ren, tak lupa Ren juga menempelkan plester penurun panas di dahi Lexy

" Aku tau... tidurlah"

" Temani aku"

Ren terkekeh " baik babyboss"

" Jangan panggil aku begitu"

" Haha...ah! Kenapa kamu sangat imut?"

Lexy merenggut

" Aku sudah dewasa bang!"

" Lalu apa hubungannya dengan imut? Apa orang dewasa tidak boleh imut?"

Ren menampilkan wajah polos , membuat Lexy kesal setengah mati, ia membalikan badan tak mau melihat Ren

Tawa Ren menggelegar, beruntung kamar Lexy kedap suara, jika tidak bisa dipastikan anggota keluarga Skylen akan menerobos masuk

" Jangan tertawa! Aku marah padamu!" Lexy menutup dirinya dengan selimut

Ren menatap gumpalan selimut didepannya dengan nakal

" Begitu kah? Ah! Adikku marah padaku sekarang, aku akan pergi saja"

Ren bersiap melangkah, namun tangan pucat Lexy memegangi lengannya erat

" Jangan pergi..."

Lexy membuka bagian atas selimut sebatas hidung, memperlihatkan sepasang mata yang berair, Lexy menepuk tempat disampingnya

" Disini saja..." ' ...aku takut'

Melihat tampilan Lexy, Ren merasa tak berdaya, ia memilih berbaring disamping Lexy, ia membawa bocah introvert itu ke pelukannya, tangannya mengelus kepala Lexy yang mendusel di dadanya

" Kelakuanmu aja kayak gini, gimana Abang nggak gemes? Kalau keluargamu tau mereka bisa senam jantung tiap hari, ditambah adikmu juga imut sepertimu"

" Adikku memang imut, tapi aku tidak seimut itu bang"

" Oh! Kau mengakui kalau dirimu imut Lexy?" Sepertinya Ren belum puas menggoda Lexy

" Diamlah!"

Lexy mengabaikan Ren, ia memilih tidur saja, rasanya ia tidak pernah menang jika berdebat dengan Ren, pasti akan berakhir dengan Ren yang menggodanya dengan sebutan bayi

" Baik-baik tidurlah... Mengurus bayi benar-benar tidak mudah, dan sekarang bayiku akan bertambah satu lagi"

Melihat tak ada respon, Ren terkekeh lantas menyusul ke alam mimpi.


Jangan lupa vote dan komen.

Alger or Allen Where stories live. Discover now