11

609 148 77
                                    


👑 🐻 👑

👑 🐻 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

Cho Sera berumur dua puluh tiga tahun dan sudah bertunangan secara resmi selama lebih dari dua bulan. Pernikahannya akan dilangsungkan pada tanggal 28 Februari, tidak kurang sepuluh hari mendatang. Sebelumnya hubungan itu dirancang sebagai perjanjian terbatas, demi tujuan mengambil rumahnya yang dikuasai Raina, perempuan simpanan almarhum ayahnya.

Namun seiring berjalannya waktu, perjanjian batal dan Jimin mengajaknya memulai hubungan serius selayak sepasang sejoli sebelum memutuskan menikah. Jimin meminta Sera menetap di apartemennya, sebagai bukti keseriusan dari hubungan baru yang mereka jalani.

Banyak yang terjadi selama lima minggu sejak Sera tinggal bersama Jimin, setelah pria itu masa bodoh akan fakta kalau dia tengah berbadan dua dari sosok pria lain. Jimin bahkan sudah tahu, tentang hal yang Sera sembunyikan sejak awal mereka dijodohkan. Entah Jimin kelewat jenius, atau Sera yang kelewat bodoh dalam menyembunyikan kehamilannya.

Meski sikap Jimin sangat adil dengan menganggap itu adalah bagian dari masa lalu Sera yang tidak patut dihakimi olehnya, tetapi Sera tetap saja merasa keputusan Jimin terlalu besar.

Apa iya, Jimin seikhlas itu? Atau jangan-jangan, keputusan dibuat semata-mata karena memang tidak ada rasa apa-apa di hubungan mereka, sebatas belas kasih sesama manusia.

Sera memutar-mutar cincin ungu di jari manis selama berdiri di balkon kamar, sementara Jimin sibuk kerja sejak tadi pagi. Akhir pekan kelabu, meski musim semi yang cantik dan warna-warni akan segera menyambut Ibu Kota. Sera jenuh, akhir pekannya selalu membosankan sebab Jimin seperti mesin yang kerja terus tanpa kenal lelah.

Kalau dipikir-pikir, Taehyung yang sibuk sebagai selebriti saja masih punya waktu luang jalan-jalan meski hanya di mobil atau di private restoran. Tunggukenapa harus membandingkan keduanya, pikir Sera, tapi kemudian, karena memang dua pria itu saja yang ada di hidupnya.

Sera melirik Jimin masih fokus bekerja. Dengan keyakinan seadanya, dia mencoba peruntungan mengajak Jimin keluar sebentar atau setidaknya mereka bisa makan sama-sama di dapur.

"Oppa, mau makan sesuatu?"

"Hhmm...." gumam Jimin, tanpa mengalihkan atensi dari layar laptop.

"Kau tidak lapar?"

"Hhmm... apa?"

"Makan?" Sera menghela napas panjang. "Mau jalan-jalan mungkin, tidak capek kerja terus?"

"Hhmm...."

"Baiklah, lupakan saja." Sera jelas-jelas mendengus kasar, menunggu reaksi Jimin dengan tetap berdiri di sisi meja tapi sayangnya Jimin tidak melihat usahanya itu.

The CovenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang