5

305 128 39
                                    

👑 🐻 👑

👑 🐻 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

"Oppa! Jimin Oppa, ayo bangun!"

Guncangan di bahu memaksa Jimin menarik diri dari alam bawah sadar, dia mengeram rendah sambil mengerjap berkali-kali. Biji matanya yang masih serasa dipenuhi pasir terbuka sedikit, lalu lamat-lamat menyadari sosok perempuan cantik duduk di pinggir ranjangnya.

"Sera—?"

Suara Jimin yang serak membuat Sera terkekeh geli. Dia mengusap wajah Jimin sewaktu pria itu memandanginya dengan tatapan terkejut sampai biji mata Jimin membola, sebelum mendadak manik hitam Jimin berubah menjadi berkaca-kaca.

"Kenapa memandangku begitu, seperti lihat hantu saja." Sera cemberut, kedua iris mata Sera yang seterang kenari berputar pelan ke langit-langit.

"Kau—di sini?" Sebulir air mata jatuh di pipi kanan Jimin saat dia berhasil duduk, memandangi Sera yang balas menatapnya dengan bingung.

"Ck! Memang seharusnya aku ada di mana?" Sera kian cemberut, bersedekap menatap Jimin yang melihatnya kelewat terkejut. "Ah, kau mengharapkan wanita lain yang lebih cantik dan seksi yang membangunkanmu? Cih, mentang-mentang aku cuma 36B," tukasnya.

Jemari Jimin yang bergetar terulur lamat-lamat sampai menyentuh pipi Sera yang merah jambu, air matanya berlinang begitu mereka bersitatap. Sembari menahan isak sampai tenggorokannya sakit, Jimin menarik Sera ke dalam pelukan.

"Saranghae! Maaf aku sering mengabaikanmu, tolong jangan pergi lagi."

"Astaga, aku hanya pergi ke supermarket untuk beli minuman soda, kita kehabisan soda. Tidak sampai tiga puluh menit, kita perlu minuman dingin untuk merayakan ulang tahunmu." Sera jelas sedang mengomeli suaminya, dia mengusap punggung Jimin yang bergetar.

"Oppa, kau aneh sekali. Apa semua pria yang baru genap tiga puluh tahun, berubah jadi aneh?" Sera menepuk-nepuk bahu Jimin. "Kenapa minta maaf sampai seperti ini, bukannya kita sudah baikan? Aku sudah menerima pesan permintaan maafmu, lagipula aku juga salah karena datang ke kantormu tadi siang tanpa pemberitahuan."

"A-apa?" Jimin melerai pelukan, jelas sekali dia bingung. "Ma-maksudmu?"

"Ya ampun, kau benar-benar pikun atau bagaimana sih?" Sera tertawa melihat wajah Jimin yang semakin kebingungan. "Apa seharusnya aku tidak membangunkanmu? Kau terlihat sangat lelah, tapi hari ini ulang tahunmu dan kita sudah sepakat merayakannya di rumah."

"Ini, hari apa?"

"Ini hari ulang tahunmu, Tuan Park. Tanggal 20 April, jam delapan malam." Sera mencium Jimin yang masih bingung, dia tertawa seraya mengusap-usap pipi Jimin yang agak dingin dan pasi.

"Happy Birthday! Semoga kau semakin mencintaiku dikemudian hari, aku berharap kau benar-benar jatuh cinta padaku sebanyak aku jatuh padamu. Oh, istrimu ini memang dramatis sekali. Meskipun begitu, kau tidak boleh melirik wanita lain disepanjang sisa hidupmu, kau mengerti?"

The CovenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang