3

536 150 47
                                    

👑 🐻 👑

👑 🐻 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

Selepas kerja sore itu, Sera mendatangi butik pengantin diantar Sunghoon, sendirian. Sang Ibu dan Ibu mertua tengah sibuk mengurus gedung beserta remeh temehnya, mengecek persiapan akhir menjelang hari-H. Sera tidak tega meminta keduanya menemani, mengingat kedua ibunya sudah sangat repot mengurus pernikahannya dari nol tanpa dia ikut membantu.

"Bisa-bisanya Jimin tidak menamanimu fitting terakhir, anak itu benar-benar."

Han Soohee terdengar kesal dan menyesal saat menelepon Sera, mengetahui putranya tidak datang untuk pengepasan terakhir pakaian pengantin yang akan dipakai tidak sampai tiga hari lagi. Meskipun Soohee tahu Jimin sibuk, semakin sibuk selama Jinjae bolak-balik diperiksa oleh kejaksaan meski dia yakin suaminya tidak bersalah.

"Ibu, tidak apa-apa. Jimin sedang banyak pekerjaan, kasihan dia lembur hampir tiap hari." Sera berusaha menengahi tanpa berbohong, Jimin memang kerap tidur hanya dua sampai tiga jam setiap malam.

"Tapi tetap saja, pernikahan kalian tinggal tiga, oh dua hari lagi. Ibu akan bicara dengan Jimin."

"Tidak usah, Bu," potong Sera buru-buru. "Kami berdua sudah sepakat, pekerjaan bukan suatu hal yang perlu diperdebatkan. Tidak apa-apa, aku paham sekali Jimin sibuk."

Soohee terdengar menghela napas kelewat panjang. "Baiklah. Oh, Ibu sudah mengecek gedung dan semua persiapannya. Ini bagus sekali, kau pasti suka, Sayang."

"Iya, terima kasih banyak, Bu. Aku dan Jimin pasti suka."

Soohee tertawa senang di seberang. "Kirimkan fotomu pakai gaun, jaga kesehatan oke."

Sera mengakhiri panggilan telepon saat dua orang staf butik membantunya memakai gaun. Dia memandangi diri sendiri dari balik kaca setinggi badan, para staf masih sibuk menarik reslesting di belakang punggungnya.

"Nona, apa ada bagian yang dirasa kurang nyaman?" tanya salah satu staf, sopan dan tertata.

"Sudah pas. Ah, gaun ini indah sekali," jawab Sera, tidak mengalihkan pandang dari bayang diri di cermin.

"Benar, salah satu yang paling indah dari koleksi Nyonya Laila. Dijamin, pengantin semakin cantik di pernikahannya nanti. Termasuk Anda, Nona Cho."

"Terima kasih."

"Saya akan panggil calon suamimu untuk melihat gaunnya," kata staf itu lagi.

"Tidak usah," sela Sera, sebelum staf itu berlalu pergi. "Dia tidak ikut datang, calon suamiku masih sibuk di kantor."

"Oh, baiklah." Staf itu tampak agak sungkan. "Akhir-akhir ini para calon pengantin pria semua sibuk, calon pengantin di ruangan sebelah juga begitu. Dia menangis dan ingin membatalkan pernikahan, karena calon suaminya cuek sekali."

The CovenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang