6

895 174 95
                                    

👑 🐥 👑

👑 🐥 👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌷🌷🌷

Keesokan paginya, Sera terbangun dengan pening di kepala yang terasa berat, kepalanya berputar sangat cepat dan dia tidak berhasil duduk. Sera termangu, menatap kabur plafon bersih tanpa tujuan, tanpa mengetahui ini hari apa dan jam berapa. Dia mengusap selimut berbahan sangat halus yang menutupi tubuhnya, tidak berniat bangun sampai dia menyadari sesuatu.

Dia tidak ingat kamarnya punya banyak jendela, ada dua sofa santai persis depan ranjang dan tirai jendelanya tidak selembut itu. Ada aroma asing tubuh seseorang yang memenuhi kamar. Terasa menenangkan, seolah-olah Sera berada di hutan pinus di bawah langit musim semi. Ketika dia menoleh ke samping kanan, perasaan terguncang langsung menerjangnya.

Manik mata Sera yang awalnya masih meyesuaikan cahaya, seketika terbuka lebar, meneliti pria yang terlelap di sebelahnya. Sera menghela napas berat, setelah menyadari pria dalam balutan kaos hitam lengan pendek itu adalah Park Jimin.

Sera tidak punya waktu untuk terkejut. Seingatnya; semalam dia duduk di bar, Jimin datang, muntah, lalu Jimin membawanya pulang. Pening di kepalanya mendadak berkurang, sewaktu Sera sadar masih tetap memakai pakaiannya semalam.

Sera turun dari ranjang sepelan mungkin, bergegas mengintip ke balik tirai jendela, memasti kan Jimin tidak membawanya pulang ke rumahnya. Dahan pohon di ujung pandangan sudah cukup membuat Sera yakin, dia sedang berada di apartemen yang pernah ditawarkan Jimin untuk dia tempati bersama ibunya.

Perpaduan bir dan tiga botol soju yang teramat buruk, pelan-pelan Sera mengingat telah menceritakan semuanya pada Jimin, tentang Taehyung juga perasaannya yang tolol kepada pria berengsek itu. Matanya yang perih tidak sanggup lagi mengeluarkan air mata, berpikir yang akan Taehyung lakukan bila dia ketahuan berada di apartemen Jimin.

Seolah semua keburukannya kemarin belum cukup, kini terdengar ketukan dan sapaan dari arah pintu. Sera mendekatkan telinga pada pintu kamar, melirik Jimin masih tidur seperti orang mati.

"Jimin, Sera—! Apa kalian sudah bangun?"

Itu suara Bibi Soohee, pikir Sera, tapi kemudian, kenapa Bibi Soohee tahu aku sedang di sini?

Sera buru-buru kembali ke ranjang tidur, membungkuk, berusaha membangunkan Jimin yang masih tidur telungkup di bawah selimut, tidak bergerak sedikit pun.

"Jimin, bangun!" Sera menepuk bahu Jimin, tapi pria itu tetap tidak bergerak.

"Jimin—Oppa! Jimin, bangun!" Sera menguncang bahu Jimin lebih keras, berusaha terus membangunkan sementara ketukan di pintu belum berhenti.

"Hhmm... kenapa?" Jimin terdengar mengeluh, menekan sebelah matanya yang tertutup, lalu membalikkan badan.

 kenapa?" Jimin terdengar mengeluh, menekan sebelah matanya yang tertutup, lalu membalikkan badan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The CovenantWhere stories live. Discover now