4

439 140 25
                                    

Pagi di hari Jumat yang sedikit berkabut, Sera menghabiskan sarapannya di ruang kerja dengan segelas kopi. Hari ini dia tidak sempat sarapan bersama Jimin, suaminya berangkat terlalu pagi untuk mengecek sesuatu yang tidak dia pahami. Sera berangkat dengan Sunghoon.

Sera mendesah panjang, memandangi puncak-puncak Sakura mulai bermekaran dari lantai tujuh. Putih dan merah jambu, terlihat cantik meski suasana hari ini agak mendung. Tiba-tiba Sera berharap kasus Jimin cepat selesai, dia ingin mengajak Jimin jalan-jalan melihat festival Sakura. Semenjak menikah, mereka belum pernah jalan bersama.

Sambil menyisihkan rencana kegiataan yang telah dia susun bila nanti Jimin punya waktu luang, Sera mulai mengecek ulang semua bahan persentasi. Siang ini dia dijadwalkan bertemu dengan model sampul terpilih, Im Luna, membahas hal-hal terkait pemotretan.

Sejujurnya Sera senang Elena memberinya banyak pekerjaan, melebihi yang biasa para asisten pribadi lakukan. Elena menempatkannya lebih sebagai staf divisi produksi, tapi masalahnya baik Taehyung dan sekarang Luna, adalah dua manusia yang tidak ingin Sera temui lagi semenjak dia bersama Jimin.

"Sera, Luna sudah datang," kata Yunhee di ambang pintu.

Sera mengalihkan atensi pada sosok editor dengan dandanan kuno yang sering diberi tugas tambahan oleh Elena untuk membantunya, dia menunggu selama lima detik tetapi staf lain yang seharusnya ikut rapat malah tidak muncul.

"Oke, aku segera ke sana."

"Mau kutemani?" tawar Yunhee, masih berdiri memegangi pintu. "Soalnya Sunoo masih belum selesai dengan manager produksi, mengurus sisa wardrobe."

"Hhmm...," Sera bergumam, agak panik sebab dia belum pernah menghadiri rapat sendirian. "Pekerjaanmu sudah selesai?"

"Untuk hari ini sudah, dilanjutkan lagi besok."

"Kalau begitu, ayo kita pergi." Sera segera mendekati pintu, tapi Yunhee tampak tidak bergeser.

"Apa pakaianku aneh? Semua orang menertawakanku sejak pagi. Kudengar Luna sering menilai penampilan, maksudku aku tidak ingin dianggap tidak professional," tukas Yunhee, tidak yakin.

Sera meneliti pakaian Yunhee sebentar. Sejujurnya tidak ada yang salah, bila saja Yunhee tidak bekerja dimajalah fashion. Para staf Heur Magazine terbiasa memakai pakaian mengikuti tren, bermerek, modis, dan kekinian.

Sebelum bertemu Jimin, Sera punya riwayat yang sama dengan Yunhee, pilihan bajunya sering dianggap kuno oleh orang lain. Dia bahkan tidak ingat sejak kapan selera pakaiannya berubah, entah sejak Jimin membantunya memilihkan baju saat di awal-awal kerja, atau memang selera dia telah berubah seiring vibes positif dari orang-orang di sekitarnya.

Sera ingat bagaimana Jimin membantu memilihkan segala hal yang dia pakai dari atas kepala sampai sepatu, pada minggu-minggu pertama dia bekerja. Lalu hadiah berkotak-kotak pakaian kerja yang cantik dan trendi dari Han Soohee, begitu mendapat kabar dia bekerja pada Elena.

Juga bagaimana Sera memperhatikan penampilan Elena yang selalu elegan dan anggun, juga teman-teman kantornya yang lain. Sera rasa, semua itu telah mengubah penampilan secara perlahan-lahan, diluar sebab dirinya yang kini lebih percaya diri dengan apa yang dia pakai, sesuai motivasi yang selalu diberikan Jimin untuknya.

Sera berdehem, sebelum berusaha memberi arahan tanpa menyakiti perasaan Yunhee.

"Harusnya kau bisa memakai rok pensil cokelat tanpa outer, daripada memilih rok pendek dan legging hijau, menumpuk lagi dengan bleazer satu warna. Oh, scarf itu—" Sera menunjuk scarf kuning cerah di leher Yunhee. "Kurasa lebih baik kau tidak memakainya," tukasnya.

The CovenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang