4

386 139 63
                                    

👑 🐥 👑

👑 🐥 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

Park Jimin duduk di depan peti jenazah yang telah dipenuhi bunga gypsophila, putih, kecil dan cantik, sesuai deskripsi istrinya, bunga favorit Jimin yang dibawa Sera pada pesta pernikahan mereka. Figura foto dipasang di tengah, dihiasi bunga yang sama. Jimin mencoba menarik dua sudut bibir saat memandangi foto mendiang istrinya, sementara di belakangnya kerabat mulai datang memenuhi rumah duka.

Niara mendekati Jimin dengan wajah sembab dan mata bengkak, sang adik tampak sangat pasi, seperti diambang pingsan. Nia terlalu banyak menangis, semenjak mengetahui kakak iparnya meninggal dunia. Niara memang tidak terlalu akrab dengan Sera, tetapi mereka telah memiliki kenangan manis dan hangat selama hubungan Jimin dan Sera berjalan.

"Oppa, Samchon sudah datang." Niara mengusap lembut bahu kakaknya, melirik ke belakang di mana Yoongi datang bersama ayahnya dan kerabat lain. 

Pengusaha yang sempat terjerat kasus hukum itu telah mengajukan banding, dinyatakan bebas bersyarat dan membayar denda, sehingga dia bisa menghirup udara dari luar tembok penjara. Di belakang Yoongi, nampak Kirana baru datang dan ikut masuk ke dalam ruangan, sementara Jungkook memilih menemani Soohee di pintu depan. 

"Nak, Paman turut berduka cita." Min Jangwoo memeluk Jimin lebih dulu dari yang lain. Ayah kandung Jimin itu bersikap selayak paman jauh, demi menghormati keputusan Jimin yang tidak ingin mengakuinya sebagai ayah selain Park Jinjae.

Jimin mengangguk samar, lalu mempersilakan Jangwoo berdoa sebelum bergabung bersama ayahnya di ruang tunggu. Pandangan Jimin jatuh pada Kirana yang membungkuk sopan, lalu memeluknya sembari mengucapkan bela sungkawa. Sementara Yoongi hanya berdiri kaku di depan Jimin, pria itu tidak berkata apa-apa untuk waktu lama, meski matanya berkaca-kaca.

Kedua kakak adik itu bersitatap selama dua detik, sebelum Yoongi mengalihkan pandang pada figura Sera pada saat Kirana tengah berdoa di depan peti. Yoongi kembali pada Jimin bersama keragu-raguan, tetapi sang adik keburu memahami maksud lisan yang tertahan di tenggorakan.

"Hyeong, aku sedang tidak ingin membahasnya." Jimin berkata, kemudian tumpukan air mata di pelupuk jatuh di pipi saat Yoongi tiba-tiba memeluknya.

Itu adalah pelukan pertama dari sang kakak, sejak kenyataan tentang mereka sebagai saudara satu ayah terkuat 18 tahun lalu. Entah bagaimana caranya, pada saat Yoongi mengusap bahu tangis Jimin nyaris pecah. Dia telah berusaha menjadi sosok kuat dengan tidak menunjukkan air mata di depan keluarga agar tidak menimbulkan kekhawatiran, tapi sekarang mendadak dirinya ingin terjun bebas ke dalam kesedihan yang begitu menyesakkan.

Namun Jimin buru-buru menahan airmata yang menggantung di pelupuk dan melerai rangkulan Yoongi, saat Mishil terlihat di pandangan. Ibu mertuanya itu mendekati peti jenazah untuk meletakkan bunga alstroemeria dekat figura foto, Mishil mematung di depan foto putri semata wayangnya sampai Jimin mendekat dari belakang dan merangkul bahu.

The CovenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang