2

715 164 52
                                    

👑 🐥 👑

👑 🐥 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

Aliran lalu lintas pagi ini lebih padat dari hari sebelumnya, hujan tak terduga turun pagi ini dan membuat jalanan agak licin. Jimin mengendarai mobilnya sembari mendengarkan perakiraan cuaca, hujan diperkirakan baru berakhir besok dengan kabut dan berangin.

Ponselnya bergetar dan pesan ibunya muncul, mengingatkannya untuk menyusul ke butik bila sidangnya sudah selesai. Setelah itu barulah Jimin ingat, jika hari ini Sera fitting gaun pengantin, pernikahan mereka tidak lebih dari 12 hari lagi.

"Hubungan kita cuma sampai Premier film, tinggal tujuh hari. Kita akan terlalu mengecewakan bila membatalkannya setelah itu."

Jimin mengingat lagi kalimat Sera, dia telah memikirkan itu sejak kedua orangtuanya melamar Sera. Akan tetapi provokasi Luna membuatnya abai dan melanjutkan rencana. Sekarang kasus Donghyun selesai, akhir pekan mereka menghadiri premier film dan dia belum menemukan alasan pembatalan pernikahan.

Jimin memakirkan mobil di pelataran gedung pengadilan dan melangkah buru-buru di bawah gerimis kecil. Entah bagaimana caranya, dia berharap bisa memperpanjang alasan perjanjian dengan Cho Sera, atau mungkin sampai mereka benar-benar menikah.

"Duh, akhirnya datang juga." Kirana menyambut Jimin yang muncul depan pintu ruang tunggu pengadilan dengan wajah tegang.

"Tuan Jung sudah datang?"

"Belum," jawab Kirana, sembari membawa Jimin duduk di dalam ruang tunggu. "Tumben, biasa kau selalu datang lebih cepat."

"Calon istri perlu ke butik untuk fitting."

"Aku harap kau serius dengan rencana pernikahan ini, ingat pernikahan bukan mainan."

"Aku tahu."

"Seharusnya kalian bisa sama-sama fitting besok setelah sidang selesai." Kirana mulai bicara. "Kau benar-benar meninggalkan Sera sendirian di butik?"

"Mana mungkin, ada Ibuku. Cuma Sera yang perlu fitting bukan aku."

"Jangan bilang kau melarangnya keluar rumah."

"Ya, benar."

"Kau akan mengurungnya juga?" tanya Kirana, tiba-tiba berkata. "Jimin, tidak semua mantan klien kita sakit jiwa."

"Aku tidak mau kejadian yang pernah menimpa Niara terjadi padanya, Sera tanggung jawabku sejak aku melamarnya," sela Jimin tanpa menoleh pada asistennya.

"Aku tahu, tapi sampai kapan kau akan melakukan hal-hal pencegahan ekstrim yang malah jadi salah paham, kau bahkan kehilangan Luna karena hal ini."

"Kau salah, ini bukan kesalapahaman karena Luna tahu yang terjadi pada Niara tapi dia pikir aku berlebihan. Sera nantinya tahu juga, tapi tidak sekarang. Satu hal lagi, bukan aku yang kehilangan Luna, tapi dia yang kehilanganku." Jimin menyeringai, jengah.

The CovenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang