2

458 143 16
                                    

Park Jimin duduk di kursi dalam ruang tertutup sembari mengamati berita yang beredar kian panas dan luas, semenjak Kim Jun Hyung memberikan kesaksian tentang rekaman penting yang direkam oleh Seokjin. Buntut dari bukti krusial itu membuat Kejaksaan kini mencurigai, ada pihak lain yang menjadi pengendali utama kasus korupsi selain Yoongi dan Park Jin Jae.

Jinjae diperiksa intensif, diberikan banyak pertanyaan pada rapat tertutup dengan Kejaksaan. Dalam keterangannya, Jinjae mengelak tuduhan telah menghalang-halangi hukum, rekaman itu hanya obrolan santai antara Paman dan Keponakan. Dia mengenal Seokjin sejak kecil, anak dari sahabatnya. Namun dia menyebutkan tidak tahu menahu, tentang rencana lanjutan pelarian.

Kejaksaan juga tidak bisa membuktikan Jinjae terlibat aksi korupsi di BruteMax atau pun pada proyek Daechwita, sehingga Presiden Direktur perusahaan mobil itu belum bisa diadili dalam kasus BruteMax. Namun Kejaksaan memberi sanksi atas keterlibatan Jinjae, sebagai salah satu pihak yang setuju dalam rencana pelarian Seokjin ke Abu Dhabi.

"Beritanya benar-benar busuk."

Suara berat di seberang meja, membuat Jimin menurunkan surat kabar yang menutupi setengah wajah dari lawan bicara. Dia tidak beraksi lebih dari anggukan samar, sebelum melipat koran kota lalu meletakkannya di meja.

"Omong-omong, terima kasih sudah mencurigaiku, Pengacara Park."

Sindiran sinis Namjoon tidak serta merta membuat Jimin terganggu, menghadapi kasus rumit dengan orang-orang licik dia memang tidak boleh mempercayai siapa pun selain dirinya sendiri.

"Kau juga pasti mencurigaku," kata Jimin. "Itu lah sebab kau ingin mengambil kontrak lebih dulu, karena takut aku menghancurkan kontrak asli."

Namjoon mendengus.

"Sampai sejauh mana kau mengecek kontrak aslinya?" tanya Jimin. "Juga email-email penting yang telah dibuang sebelumnya."

"Aku juga penasaran, sayangnya email-email itu belum bisa terlacak oleh pihak kami."

"Butuh bantuan? Aku punya kenalan yang bisa melacak sampai ke deep web, siapa tahu dia bisa mengakses email-email itu sebelum pihak lain menemukannya."

"Tidak perlu, pihak kami akan segera menemukannya." Namjoon berkata. "Dan dari kontrak itu, Mahkamah Agung telah melayangkan surat resmi kepada Presiden untuk ikut diperiksa."

"Apa tanggapan Presiden?"

"Tidak begitu baik, tapi beliau tidak punya alasan untuk menolak pemeriksaan sebab proyek Daechwita berjalan di bawah tanda tangan Presiden."

Jimin bergeming, menunggu komentar Namjoon dari hasil analisisnya terhadap keterlibatan Junhyung sebagai saksi, juga kandidat utama calon wakil Presiden di pemilihan mendatang.

"Aku telah mengamati asumsimu, melihat kedekatan Direktur Min dengan Presiden, sangat masuk akal Presiden terlibat dalam kasus ini, meski aku belum bisa mengumpulkan seberapa banyak beliau terlibat. Termasuk rencana Seokjin membalikkan posisi, demi menaikkan citra baik ayahnya di pemilihan."

"Bagaimana kalau asumsiku benar?"

"Bila demikian, Presiden akan mengalami kesulitan di masa terakhir periodenya. Selama masa jabatannya, Presiden Jung bersih dan kinerjanya dinilai sangat baik. Sangat disayangkan, kalau pada akhirnya beliau terbukti bersalah." Namjoon mengambil jeda, menatap Jimin yang duduk tenang di depannya.

"Kurasa, kau pun akan berada dalam kesulitan, Pengacara Park," tukas Namjoon.

"Menurutmu, seberapa buruk?"

"Dalam rapat parlemen dengan kejaksaan, namamu tercatat sebagai Pihak yang meyakinkan Junhyung menyerahkan bukti rekam dan kontrak asli Daechwita. Kau jelas-jelas telah menyeret nama-nama lain yang selama ini belum tersentuh.

The CovenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang