2

347 122 22
                                    

👑 🐻 👑

👑 🐻 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

Sang ketua dari tim forensik kepolisian metro berdiri membungkuk di belakang meja kerjanya, wajah kuyu dan kedua matanya berkaca-kaca, berkali-kali memaki atas ketidaknormalan kondisi jasad yang diautopsi oleh timnya. Di ruangan ada dua rekannya sesama dokter, tiga polisi, dua di antaranya dari divisi detektif kriminal, Kitae dan Jungkook, berdiri dengan wajah tegang.

Di antara orang-orang itu, Jeon Jungkook tampak paling terguncang. Dia berdiri di ujung meja mayat dengan pandangan menerawang ke lantai, sementara dokter Cho Kyuhyun menjelaskan kondisi buruk dari mayat itu. Sang dokter kedapatan diam lalu menyeka matanya, menerangkan bahwa mayat dibunuh pakai cara yang sama dengan mayat Sunghoon dan sempat disimpan di lemari pendingin.

"Wajah korban hancur oleh cairan sulfat, nyaris tidak bisa dikenali. Tujuh tulang rusuk patah, jari-jari tangan remuk, kecuali jari manis kanan yang memakai cincin. Hasil DNA sedang dikaji ulang, memastikan sekali lagi agar tidak ada kesalahan identifikasi."

Kyuhyun mengalihkan atensi pada Jungkook. "Detektif Jeon, cincin itu—"

"Limited edition," sahut Jungkook, "toko perhiasan itu menyatakan ada tujuh, timku sedang bekerja mencari kepemilikan dari semua seri cincin."

Jungkook menghela napas panjang, berusaha menyangkal pernyataan Jimin kalau cincin itu sangat mirip dengan cincin pernikahan yang dipakai Sera. Otak Jungkook tidak ingin menerima fakta gelap itu kelewat cepat. Istri temannya pasti masih hidup, berada di suatu tempat. Dia menggenggam erat-erat jemarinya yang mendadak gemetar, berharap hasil tes DNA dan pemilik cincin bukan Cho Sera.

Akan tetapi semakin dia menyangkal otaknya semakin berdentang-dentang, dia melihat mayat di ruang autopsi dalam bayang-bayang proses kematian. Ini adalah pembunuhan sadis, hanya dilakukan oleh manusia dengan gangguan mental yang tidak memiliki empati dan penyesalan.

"Korban juga terindikasi sedang hamil—"

Suara Kyuhun terdengar lagi, seketika wajah Jungkook pucat saat mereka bersitatap.

"K-kau yakin?" tanya Jungkook, ekspresinya tak kalah kalut dari Kitae. Dia melirik rekannya dalam luapan emosi bercampur kesedihan yang membuat bibirnya gemetar, begitu Kyuhyun menganggukkan kepala.

"Iya, sekitar tujuh minggu." Suara Kyuhyun bergetar, dokter setengah baya itu tampak sangat terpukul.

"Dokter Cho Kyuhyun, laporannya sudah keluar."

Semua pandangan tertuju pada petugas observasi laboratorium yang datang bersama polisi dan satu bawahan Kitae, Kyuhyun menerima laporan itu dengan wajah tegang. Berharap hasil tes kedua berbeda dari yang semua harapkan, berharap mayat itu bukan sosok yang tengah berada dalam pencarian.

"Hasilnya sama, mayat ini diidentifikasi sebagai wanita berusia 23 tahun. Wanita yang selama ini tengah dicari polisi sebagai orang hilang, dia, Cho Sera."

"Apa?—Jungkook!" Kitae segera menoleh pada Jungkook, rekannya sudah terduduk di lantai.

Jungkook tidak sempat menahan butiran bening yang kini berkumpul di pelupuk mata sampai jarak pandangnya berbayang, napasnya hilang selama dua detik, mencoba mengelak kenyataan yang terasa terlalu kejam. Jarinya menggenggam erat, kesunyian merayap pasti di sekitarannya. Dia terpaku pada Kitae yang berjongkok di depannya, menepuk pelan bahunya yang kaku.

"Aku turut berduka cita," kata Kitae, matanya lembab.

Sementara air mata meleleh di pipi Jungkook yang pasi. Lidahnya kelu, terpaku, memandang lagi pada petugas medis yang menundukkan kepala. Dalam kehampan yang kaku, Jungkook berusaha berdiri selagi Kitae menerima laporan dari stafnya, bahwasanya, cincin itu adalah benar milik Cho Sera.

"Kitae, bagaimana caranya aku menyampaikan kabar duka ini pada Jimin?" katanya, menatap rekan kerja yang menggeleng samar.

"Detektif Ok, tersangka Choi Beomgyu bersikeras ingin menemui Pengacara Park. Dia telah mengakui sebagai pelaku dan akan menjelaskan kronologinya hanya kepada Pengacara Park," sahut salah satu bawahan Kitae yang baru datang.

"Bangsat!!!" suara makian Jungkook menggema ke penjuru ruang, seraya mengusap matanya yang basah Jungkook keluar dari ruang forensik.

☘☘☘

Jungkook terhuyung-huyung dalam kehampaan yang teramat sunyi selama menyusuri selasar, otaknya yang penuh berpikir keras kalimat awal yang akan dia sampaikan pada Jimin. Dia masih sibuk menyusun kalimat penjelasan, tanpa menyadari Jimin berdiri tujuh langkah di depannya.

"Jungkook, apa hasil autopsinya sudah selesai?"

Jungkook yang tidak siap merosot di dinding, seluruh kegaduhan di sekitarnya menghilang, sewaktu sosok sahabat berdiri di hadapan dalam luapan asa yang justru kian menyayat perasaannya. Paska penangkapan Beomgyu, Jimin bolak-balik demi mendapatkan hasil autopsi, berusaha keras memupuk keyakinan juga harapan, mayat itu bukan mayat istrinya.

Keduanya saling tatap dalam kesunyian yang pekat, keheningan semakin membekap keduanya ketika Jimin memangkas jarak bentang di antara mereka. Pandangan Jimin tertuju penuh pada Jungkook bersama harapan yang berusaha tetap dipertahankan, tetapi Jungkook memutuskan menyerah dan memilih memberitahu Jimin secepat yang dia bisa.

"Jim, mayat itu diidentifikasi sebagai—Cho Sera."

Jimin tidak berkedip untuk tujuh detik yang menyesakkan, sesak selayak dihujam belati berkali-kali, terpekur tanpa suara. Bulir air mata berduyun-duyun menggantung dikedua pelupuk mata, jatuh membahasi pipinya yang pucat pasi hingga Jimin nyaris tidak bisa bernapas.

Jimin berjalan cepat melewati Jungkook, melewati batasan mendatangi ruang autopsi tanpa izin. Di belakangnya Jungkook mengejar saat dia mulai berlari seperti tidak waras, berkali-kali tersandung kakinya sendiri, air mata mengaburkan pandangannya di antara sesak yang kian memenuhi rogga dada, begitu menyesakkan.

"Pengacara Park!" Kitae yang menyadari kedatangan Jimin lebih dulu, menahan langkah untuk menjeda Jimin saat melihat Jungkook muncul di belakang sang pengacara.

"Jimin, kondisi jasad Sera sangat—" Jungkook tidak sanggup menjelaskan betapa buruknya kondisi mayat Sera, dia mengusap bahu Jimin tapi temannya terlanjur kaku dan membeku.

Jimin tidak berkata apa-apa, tertatih-tatih mendekati meja mayat.

"Tuan Park, kami telah mengidentifikasi jasad ini." Kyuhyun mendekati Jimin, menarik napas panjang sekali sebelum berkata. "Wanita ini terbukti sebagai istri Anda, Cho Sera. Aku sangat menyesal dengan kejadian ini," tukas Kyuhyun.

"Aku ingin melihatnya," kata Jimin, singkat.

Kyuhyun mengangguk, sebelum menarik resleting kantung kuning mayat, bunyinya berdesir di ruangan yang beku itu.

Kesunyian merayap pasti di sekitaran Jimin, dia terpaku memandangi sosok beku di depannya. Lidahnya kelu, pandangannya terpaku pada sosok terkasih yang bahkan sulit dia kenali, meski pihak forensik sudah memperbaiki struktur mayat yang hancur.

Jimin tidak berkata apa-apa, jarinya yang gemetaran berusaha terulur pada jasad itu. Tubuhnya terguncang hebat, jemarinya mengerat pada pinggiran ranjang mayat sampai buku-bukunya kaku dan memutih. Jimin bahkan tidak bisa mengeluarkan suara, di antara air mata berjatuhan dari kedua matanya yang tidak bisa berkedip.

Dia melihat cincin yang dibiarkan tetap tersemat di salah satu jari, cincin yang sama dengannya, cincin pernikahan yang belum lama tersemat di jari istrinya.

Napas Jimin semakin sulit ditarik, dia sesak dalam beribu rasa penyesalan yang merenggut seluruh dunianya. Dia tidak bisa menemukan Sera lebih cepat dan menyelamatkannya. Jimin belum mengutarakan dengan sungguh-sungguh pada Sera, betapa dia sangat ... mencintainya.

[ ... ]

The CovenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang