14

13.5K 892 49
                                    

Enjoy 📍

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Enjoy 📍












"Umhh, huwekk, ughh. " Haechan terus memuntahkan isi perutnya, ia menyalakan air keran untuk membasuh cairan bening yang keluar sedari tadi. Sudah satu minggu Haechan selalu merasakan mual seperti ini, perut nya benar-benar sangat melilit—, seperti ingin mengeluarkan semua isi perut nya padahal wanita itu belum memakan apapun.

Setelah dirasa sedikit membaik, Haechan kembali mematikan keran wastafel nya. Mengambil satu lembar tisu untuk membersihkan sisa air di bibirnya sambil berjalan keluar dari dalam kamar mandi.

"Oh astaga! " Haechan memekik ketika melihat suaminya yang sudah berdiri di depan pintu kamar mandi dengan wajah ngantuk nya. "Kau membuat ku terkejut, Mark. " Ucapnya sambil mendorong pelan tubuh Mark agar memberi nya jalan.

"Kamu mual lagi? " Mark bertanya dengan suara beratnya, menyusul Haechan yang sudah kembali merebahkan tubuhnya di kasur.

"Hum, perut ku mual sekali, padahal belum terisi apapun sejak sore. " Jawab Haechan dengan suara lemah nya. Ia sudah tidak punya tenaga lagi, rasanya sudah terkuras habis karena terus memuntahkan isi perutnya yang kosong.

Mark duduk di sisi ranjang—, tepat di samping istrinya. Tangannya yang terulur untuk mengusap wajah Haechan terhenti ketika wanita itu menjauhkan dirinya, "jangan terlalu dekat, jangan menyentuh ku juga. Ughh, " Haechan menutup mulutnya yang kembali terasa mual. Dengan segera, wanita itu turun dari atas kasurnya kembali berjalan ke dalam kamar mandi untuk memuntahkan isi perut nya lagi.

"Huweekk, huweeek, hiks, aku sudah tidak kuat. Rasanya mual sekali. " Haechan terisak sambil terus mengeluarkan isi perutnya yang lagi-lagi hanya mengeluarkan cairan bening.

"Kita ke dokter saja ya? "

"Uh! Mark, jangan menyentuh ku dulu. Rasanya sangat mual. " Haechan menepis tangan suaminya yang akan memegang tengkuk Haechan—, berniat untuk membantu istrinya.

Pria itu mengernyit, kenapa Haechan tiba-tiba saja seperti ini padanya. Mark terus memandang Haechan yang berjalan linglung kembali ke atas kasur nya, menarik selimut dan kembali tertidur memunggunginya.

Mark mendengus, ia mengambil bantal nya. Berjalan kearah sofa dan membaringkan tubuhnya di situ, Mark tidak ingin membuat Haechan semakin tidak nyaman terhadap nya. Jadi sekarang, ia memilih untuk mengikuti kemauan istrinya.

Siang nanti, Mark akan membawa Haechan ke dokter. Sedikit tidak tega melihat Haechan yang terus mual-mual seperti itu—, terlebih lagi dia akan semakin mual ketika melihat dirinya atau bahkan menyentuh wanita itu.

Mark memiringkan tubuhnya, menatap punggung istrinya yang sepertinya sudah tertidur lelap. Perlahan, matanya ikut sayu, hingga beberapa saat kemudian Pria itu mulai memejamkan matanya. Kembali masuk kedalam alam mimpi; mengingat jika sekarang masih pukul dua dini hari.





Contract Marriage • MarkhyuckWhere stories live. Discover now