12 • Season 2

12.3K 1K 49
                                    

Enjoy 📍

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Enjoy 📍











Haechan membelai lembut rambut ikal milik Rui yang saat ini sudah tertidur pulas di sebelahnya. Walaupun sudah tertidur pulas, genggaman tangan Rui pada ketiga jari milik Haechan masih terasa sangat erat. Bahkan, ketika Haechan bergerak, Rui bisa merasakannya dan semakin mengeratkan genggaman nya. Seakan-akan jika bocah itu tidak ingin ibu nya kembali pergi.

Suhu tubuh Rui sudah kembali normal beberapa saat yang lalu setelah meminun obatnya.

Haechan tersenyum sendu sambil menatap wajah teduh milik Rui. Haechan mengira jika Putra nya akan memiliki wajah seperti Ayah nya, tegas dan berwibawa. Namun dugaannya salah, Rui memiliki wajah yang begitu menggemaskan, rambut ikal berwarna kecoklatan seperti miliknya, hidung, bahkan bibir yang sama persis seperti dirinya.

Mark sendiri hanya mewarisi mata dan juga alis camar nya kepada Rui.

Haechan mengecup kening Rui sebentar. Perlahan, wanita itu mulai melepaskan satu persatu jari Rui yang menggenggam ketiga jari nya, hingga genggaman nya terlepas semua. Melihat Rui yang mengerutkan keningnya, Haechan segera memberikan sebuah boneka beruang keapada Rui untuk di peluk nya, yang membuat Rui kembali tenang dan melanjutkan tidur pulas nya.

Haechan beranjak dari tempat atas ranjang nya, berjalan keluar dari dalam kamar dan melangkah menuju ke ruang tamu dimana Mark yang saat ini sedang terduduk disana dengan laptop yang saat ini berada di pangkuannya.

"Mark. " Panggil nya ketika dirinya sudah berdiri di samping Pria itu.

Mark mengalihkan atensinya. Pria itu tersenyum sambil kembali meletakkan laptop miliknya ke atas meja.

"Rui sudah tertidur? " Tanya Mark langsung.

Haechan mengangguk, "sudah, panas nya sudah turun. "

"Syukurlah. "

"Mark. " Panggil Haechan lagi. Mark berdehem pelan sebagai jawaban sambil menaikan satu alis camar nya ke atas bertanda jika dirinya bertanya 'apa'

"Aku harus pulang. "

"Pulang? Tapi kenapa? "

"Keadaan Rui sudah lebih baik, aku harus segera pulang sebelum Rui kembali terba, "

"Dan meninggalkan Rui, begitu? Di saat kamu sendiri sudah berjanji kepada nya dan berkata jika kamu tidak akan meninggalkan nya lagi. " Sahut Mark memotong ucapan Haechan.

Wanita itu menggeleng pelan, "Rui masih sangat kecil, dia pasti akan melu, "

"Kamu bahkan tidak mengenal Putra kamu sendiri Haechan. " Sahut nya yang kembali memotong ucapan dari wanita yang saat ini bediri di hadapannya.

Contract Marriage • MarkhyuckWhere stories live. Discover now