13 • Season 2

12.1K 980 90
                                    

Enjoy 📍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy 📍














Haechan berdiri di depan pintu IGD dengan Rui yang masih terus menangis di dalam gendongannya. Rui sempat memberontak ketika dirinya di larang masuk kedalam ruang IGD, dimana Mark yang saat ini sedang di tangani oleh beberapa Dokter.

Sore tadi, sebelum Mark berangkat kerumah Haechan untuk menemui Jisung. Putra nya sudah lebih dulu terbangun, entah kenapa Rui terus menangis ketika Mark meminta izin kepada Putra nya itu untuk pergi keluar sebentar. Rui bahkan memeluk kaki Ayah nya, meminta agar dirinya dibawa kemana Ayah nya akan pergi.

Dengan berat hati, Mark akhirnya harus mengajak Rui untuk menemui Jisung.

Sesampainya disana, Mark memberi pesan kepada Haechan agar tidak keluar dari dalam mobil sebelum dirinya sendiri yang datang untuk menjemput. Namun, entah kenapa Rui terus merengek ingin keluar dari dalam mobil dan menemui Ayah nya.

Haechan sempat menahan Rui, menenangkan Putranya itu dengan cara memberikan kata-kata yang begitu lembut. Hingga akhirnya, Rui yang tiba-tiba saja meminta untuk di ambilkan pacifier yang tersimpan di paling belakang Jok mobil nya. Melihat ibu nya yang lengah, Rui segera membuka pintu mobilnya dengan perlahan dan keluar dari dalam mobil, berlari masuk kedalam rumah di mana Ayah nya berada.

Yang membuat Haechan sendiri tidak bisa menebak apa yang di lakukan Putra nya itu.

Benar apa yang di katakan Mark, Rui memiliki otak yang sangat cerdas di bandingkan dengan anak-anak di usia nya.

Wanita itu tentu saja terkejut, dia langsung ikut berlari ketika menyadari Rui yang keluar dari dalam mobil untuk ikut masuk ke dalam rumah nya.

Saat berada di dalam rumah, atensinya langsung terjatuh kepada Mark yang sudah terkulai; tak sadarkan diri. Dengan Segera, wanita itu berlari menghampiri Mark. Dengan tubuh yang bergetar, Haechan menyentuh pipi suaminya yang penuh dengan luka lebam; juga, beberapa bercak darah yang memenuhi wajahnya.

Tanpa berfikir panjang, Haechan segera menelfon tenaga medis. Memintanya untuk segera menjemput mereka.

Jisung sendiri ikut kerumah sakit. Pemuda itu sedari tadi diam tanpa mengeluarkan suara sedikit pun, bersandar pada dinding rumah sakit sambil menundukkan kepalanya.

Atensi keduanya teralihkan ketika mendengar suara langkah kaki yang begitu nyaring. Haechan bisa melihat, kedua orang berpakaian rapih sedang berjalan cepat kearahnya.

Mengernyitkan matanya, Haechan mengenali siapa wanita yang saat ini sedang berjalan bersama dengan seorang Pria paruh baya.

"Bubu. " Lirih Haechan.

"Nak, ada apa dengan Mark? Rui? Kenapa sayang, kenapa mena, "


Ckelek.


Contract Marriage • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang