17. Aku dan kamu yang tanpa kita

91 13 2
                                    

Hallo back again with me.

Awas ada typo disana sini dan berserakan serta berantakan kayak hidupnya author.

Happy reading♥


°°°°

"Posisimu bisa saja digantikan oleh orang baru, tapi tidak dengan karakter mu" ~ Author.

°°°°

Cuaca siang ini sedikit mendung di sertai rintik gerimis yang mulai turun, suasananya cukup menenangkan siapapun ketika berada dibawah naungan nya.Tapi itu sepertinya tidak berlaku untuk Dion, perasaan nya masih saja resah dan kacau. Satu sisi Dion senang karena berhasil menyatakan perasaan pada gadis itu dan disisi lain ia juga merasa aneh dengan sikap Atha.

Atha, gadis yang hampir tiga tahun ini menjadi sahabat dekat nya berubah dalam waktu yang singkat, masih teringat jelas dibenak Dion saat ia mengantar Alika pulang kerumah siang tadi.

"Makasih ya kak udah mau nganterin aku pulang" senyum itu terukir cukup manis dibibir tipis Alika, Dion cukup terpukau dengan senyum manis itu, namun saat atensinya berpapasan dengan siluet yang ia kenal perasaannya berubah kacau.

"Nggak usah makasih Ka, toh kita juga cuma jalan kaki dari gang depan dan searah, yaudah ya aku pulang" tangan Dion terangkat mengusap pucuk kepala sang kekasih.

"Nggak mau mampir dulu" tawar Alika sambil meraih tangan Dion.

Kehadiran gadis itu secara tiba tiba membuat Dion terdiam, Atha datang sambil menenteng tas nya. Keadaannya bisa dibilang kacau, seragam sekolahnya berantakan, rambutnya tergerai yang sialnya malah membuat Atha terlihat indah, pandangan matanya sayu dan sarat akan kesedihan.

"Pacaran nggak usah didepan gerbang" tegur Atha sarkas saat akses masuk halaman rumahnya terhalangi "minggir!" usir Atha yang langsung membuat Dion dan Alika menepi.

Setelah mendapat jalan Atha pun langsung masuk dan segera berlari menuju pintu utama.

"Nggak usah deh Ka, aku pulang aja udah mau ujan juga kayaknya" pandangan Dion melihat keatas mencoba menunjukkan pada Alika bahwa awan diatas sana siap menurunkan air nya.

Tapi sebenarnya itu hanya alibi Dion, karena sejujurnya setelah melihat gumpalan awan mendung diatas atesi Dion langsung tertuju pada kamar dilantai dua kediaman keluarga Coates.

'Kok lama dia sampe dilantai dua?' batin Dion bertanya saat tak kunjung melihat siluet Atha dari jendela.

"Yaudah ya aku pulang dulu" pamit Dion akhirnya saat tak kunjung melihat sosok Atha.

Langkah Dion perlahan menjauhi rumah keluarga sang kekasih, semakin jauh langkahnya semakin kacau pula perasaannya, hatinya gelisah gundah gulana sedangkan fikiranya berkecambuk dengan hati nurani.

Fikiranya selalu menyuruh Dion untuk mengabaikan Atha, toh sekarang dirinya sudah milik orang lain, sedangkan hati nuraninya selalu mengatakan untuk kembali dan segera meminta maaf. Tapi minta maaf untuk apa?.

Dion Lakeswara (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora