38. Aku kamu dia tanpa dan

47 7 2
                                    

Allo authornim balik lagi.

Spoiler nya ada di judul ya.

Buat kalian yang baca cerita aku dari awal sampe di detik ini aku cuma mau bilang "kalian keren"

Happy reading.

Awas banyak typo dimana mana.

°°°°

"Terkadang kata hati lebih masuk akal daripada logika, bayangan lebih nyata daripada spesial efek dan kenangan lebih hidup daripada fiksi ilmiah" ~ Authornim.

°°°°

Bagaimana perasaan mu ketika kembali kerumah lama yang sudah bertahun tahun kau tinggalkan? Pasti semua perasaan ada didalam nya bukan? Apalagi rumah itu adalah rumah yang menyimpan semua kenangan mu serta kenangan masa kecil ayah mu.

Seperi itulah yang dirasakan keempat manusia yang sekarang tengah berdiri didepan gerbang rumah tua. Rumah yang sudah tiga tahun ini tak ditempati, hanya sesekali saja orang suruhan Wisnu datang membersihkan seluruh rumah dengan gaji yang lumayan.

"Masuk?" tanya Wisnu pelan, ia menjaga perasaan kedua putranya yang masih mellow selepas pulang dari TPU.

Dion yang sedari tadi melihat sebuah bekas kecelakaan kecil sebelum teragedi besar terjadi dipagar rumah pun mengangguk singkat.

Wisnu perlahan membuka gerbang bercat hitam itu lalu membiarkan ketiga remaja nya masuk lebih dulu. Sebelum Wisnu kembali menutup pagar rumah ia sempat melihat seseorang yang tengah berdiri diseberang jalan dengan menggunakan setelan serba hitam.

"Gak selesai selesai ternyata" gumam Wisnu sembari segera menutup gerbang, tangan Wisnu dengan cepat mengambil ponsel disaku celana "hallo, bisa bertemu di alamat yang saya kirim kan, iya, jam sebelas malam"

Dion melangkah mendekati pintu utama, rumah 3×7 yang pernah menjadi saksi betapa pedihnya kehidupan setelah perceraian orang tuanya, rumah yang menjadi saksi baiknya Tuhan karena sudah mengembalikan pelukan sang ayah dan rumah yang menjadi tepat terakhir pertemuan mereka.

Suara pintu tua terbuka membuat Dion semakin merasakan rindu. Dion meletakan tasnya disalah satu kursi lalu berjalan menyusuri setiap sudut rumah.

Hal berbeda tampak dilakukan Bhanu, remaja itu diam setelah memasuki kamar nya dulu. Disana, didekat jendela masih terpajang manis lukisan nya. Lukisan terakhir yang mengkolaborasikan karyanya, Dion dan sang ayah.

Reval yang tak tau harus apapun memilih duduk diam disalah satu kursi, tanpa disangka ternyata ia juga rindu tempat ini padahal ia bertandang hanya sekali.

"Gw gak tau rasanya bakalan kayak gini" tutur Dion sesaat setelah membuka pintu menuju pekarangan "ternyata gw serindu ini"

Reval tersenyum tipis menanggapi isi hati Dion "gw juga gak tau kalo lo banyak berubah"

Suara isakan dari salah satu kamar membuat Dion segera kembali memasuki rumah "Bhanu"

Reval segera menyusul Dion yang sudah lebih dulu memasuki bilik kamar.

Disana Dion melihat Bhanu yang menangis sambil memandangi sebuah lukisan, sebuah tangan yang tampak membalik sebuah lembaran buku tua dengan nada tangga musik sebagai isinya. Lukisan itu terkesan klasik nan elegan.

Dion Lakeswara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang