25. Rumah lama

69 11 2
                                    

Hallo aku balik lagi.

Happy reading.

Awas nemu typo dimana mana ye. Semoga faham dengan ke typo an saya. Ulalal

°°°°°°

"Bahkan hal yang kau anggap sebelah mata pun akan kau rindu kan kehadirannya ketika ketika ia tak berada disamping mu" ~authornim.

°°°°°°

Derap langkah tergesa itu semakin cepat namun semakin lama semakin perlahan saat dirasa tempat yang dituju sudah didepan mata, rumah tua dihadapan ia tau. Semuanya ia tau. Kaki dengan sepatu pantofel itu berhenti melangkah ketika melihat pintu gerbang di sebuah bangunan tua.

Tidak ada yang aneh disana, hanya saja rumah itu terlihat sangat sangat tak terurus, ilalang tinggi memenuhi hampir seisi taman. Rumah itu tak ayal seperti rumah rumah terbengkalai pada umum nya.

Rasa takut tentu ada, terlebih lagi desas desus tentang rumah itu yang sering dijadikan tempat pembuangan mayat oleh para begal jalanan. Tapi rasa takut dalam dirinya seolah menghilang saat mengingat ada salah satu buah hatinya, anak bungsunya, yang dengan sengaja diculik oleh sang ibu. Gila memang.

Usai menetralisir degub jantung yang terasa memberontak, Atmaja beralih menatap pagar tinggi yang sudah dirambati oleh tumbuhan menjalar. Pandangan nya menelaah sekeliling hingga tatapan nya terhenti pada sebuah pagar pintu disamping rumah bergaya Eropa itu.

'Gw harus sebisa mungkin nggak masuk lewat pintu depan' fikir Atmaja sambil berlari kesebalah rumah.

.

Ditempat lain dengan waktu yang sama. Dion terus saja mengayuh sepeda, jika ditanya di mana ia mendapatkan sepeda? jawabnya menyewa. Iya, itu salah satu cara cepat supaya Dion bisa segera sampai ditempat megah yang sayang nya terpencil.

Dion tau alamat yang akan dituju, bahkan Dion tau persis siapa pemilik tanah dan juga bangunan megah yang lima tahun silam ia sambangi bersama keluarganya.

Kayuhan itu semakin cepat melesat saat gerimis mulai turun menemani hembusan angin yang semakin terasa dingin dimalam ini.

"Tapi masak gw kesana sendiri" Dion benci ini, Dion benci ketika nethink nya datang, banyak fikiran buruk menimpa 'nanti kalo ada apa apa gw minta tolong kesiapa anjir'

Kayuhan itu terhenti di lampu merah, kondisi jalanan masih ramai karena malam barus saja menjelang, bahkan Dion yakin orang orang kantor baru saja pulang.

"Bodo amat gw minta tolong kesiapa, yang penting gw harus kesana sekarang"

Tanpa menunggu lampu berubah warna dan tanpa meliat kanan kiri Dion kembali memacu sepedanya cukup kencang.

Tiinn... Tiinnn...

Suara klason itu cukup kuat terdengar ditelinga Dion, tapi entah menatap kayuhan di kaki Dion enggan terhenti.

Brak.

Mobil itu melaju cukup kencang dan menghantam tubuh juga sepeda yang disewa Dion. Tubuh Dion terlempar, tidak terlalu jauh memang tapi tetap saja tubuhnya terpelanting cukup kuat.

Dion Lakeswara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang