24. Surat

70 10 2
                                    

Hallo aku balik lagi.
Dipart sebelum nya aman kan ya? Ringan aja kan ya waktu baca nih cerita?

Langsung aja lah ya.

Happy reading.

Awas banyak typo.


°°°°

"Kamu adalah rumah ku untuk pulang tapi sayang nya aku bukan penghuni yang kau inginkan" Authornim.

°°°°°

 

Untuk Dion Lakeswara.

Gw nggak tau lo bakal nemu surat ini kapan, entah satu bulan, atau satu tahun setelah gw pergi ke rumah kakek. Atau bahkan sama sekali nggak lo temuin karena nggak mungkin juga.

Gw aneh ya Di? Bisa bisa nya gw masih berharap lo mikirin gw, padahal elo kan udah ada Alika, oh iya gw sama Alika udah baikan loh, bilangin makasih buat adek lo. Jagain dia ya.

Gw juga mau ngaku Di, kalo gw nyimpen perasaan yang seharusnya nggak tumbuh gitu aja. Gw masih inget waktu pertama kali elo datengin gw, dan bilang gw cantik. Setelah kejadian itu dan disetiap detik nya selalu ada elo di hati gw. Mungkin elo udah lupa tapi gw nggak, gw masih inget soal gelang yang lo kasih waktu itu dan dengan bodohnya gw masih berharap kalo lo nembak gw. Lucu ya heheh.

Seandainya lo berfikir kalo gw pasti nyesel udah naro hati ke elo, tentu elo salah besar, gw malah bersyukur karena dengan adanya elo dan perasaan ini gw jadi banyak belajar tentang dewasanya seseorang dalam menyikapi sesuatu yang tidak berpihak padanya.

Makasih ya Di udah mau jadi sahabat gw dan jadi rumah buat gw pulang.Sekarang gw mau cari rumah baru lagi buat bahagia.

Samantha Coates

Dion mulai menumpukann embun dipelupuk matanya, yang ditakutkan Dion akhirnya terjadi. Seharusnya tidak begini, remaja itu sekarang sedang duduk dipinggiran taman sambil menggenggam erat surat dari Atha.

Dion masih terlalu takut mengakui perasaan nya karena ia takut Atha akan menolak. Terlebih lagi setelah ia mengatakan ketertarikan nya pada sang adik, Dion tidak pernah berekspektasi bahwa Atha akan memegang semua janji nya.

Janji yang sebenarnya ia ingat, hanya saja ia terlalu takut nanti mereka akan asing setelah menjalin hubungan. Dan Sekarang Dion harus menyesali segala keburukan nya.

"Gw bukan rumah yang baik buat lo Tha, maafin gw" kepala Dion menunduk, menyembunyikan tetesan air mata supaya tidak terlihat oleh awan yang biru cerah diatas sana.

Perlahan Dion menghalu air mata dengan punggung tangan lalu menatap tepat ke dasar sungai yang jernih "perasaan lo nggak bertepuk sebelah tangan Tha, perasaan lo berbalas"

Dion mulai beranjak meninggalkan taman karena hari semakin siang, ia takut Bhanu akan sendirian dirumah. Mata Dion masih setia menatap surat digenggaman tangan nya, walau sudah membaca isi surat itu tapi Dion masih saja menatap tulisan rapih nan indah khas milik Atha. Oke sekarang ia mulai rindu dan merasa sangat bersalah.

Dion mulai memasuki rumah, sepi, itulah kesan pertama yang kini malah terkesan aneh bagi Dion. Biasanya ketika pintu terbukan maka akan terlihat punggung Bhanu yang sedang sibuk dengan kanvas nya, tapi sekarang pekarangan terasa kosong, bahkan pintu belakang pun tertutup rapat.

Dion Lakeswara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang