42. Jadwal

56 5 0
                                    

Alllo balik lagi sama authornim.

Langsung aja lah ya.

Happy reading.

Awas banyak typo dimana mana.





°°°°

"Bolehkah aku menyerah Tuhan? Aku terlalu lelah dengan keadaan ku yang sekarang" ~ Dion Lakeswara

°°°°

















Jadwal kegiatan.

Awal bulan di minggu pertama, latihan di studio (mencakup rekaman, latihan dance dan vocal)

Minggu kedua tour konser selama satu minggu penuh.

Minggu ketiga fans sign lima hari.

Minggu keempat free karena ulangan.

Dion memijit pangkal hidungnya guna menetralkan pusing yang melanda setelah membaca kesibukannya dibulan ini.

"Capek" keluh Dion sambil merebahkan tubuhnya keatas karpet abu-abu.

Matanya menyapu seisi kamar apartemen nya yang gelap, nafasnya kini terasa berat dan kepalanya terasa pening. Persiapan tahun baru memang saat paling melelahkan dalam karir Dion.

Matanya terpejam kala memory lama mengajak nya bernostalgia. Dion kembali mengingat saat saat dimana bahagia mewarnai hidupnya, masa dimana ia hanya tau caranya bahagia dan masa dimana semua warna seolah memihak pada keluarga nya.

Ingin rasanya Dion kembali ke masa itu dan membawa semua warna kebahagiaan ke masa sekarang.

Hampir saja Dion terlelap kealam mimpi sampai suara sesuatu menghantam kaca jendela kamar nya.

Awalnya Dion ingin acuh tapi suara itu kembali setiap lima detik, mau tak mau Dion harus bangkit dan melihat siapa pelakunya.

Saat Dion hendak membuka gorden ia teringat, apartemen nya berada dilantai sepuluh.

'Jangan pernah buka gorden apalagi kaca jendela kamar ketika malam datang, faham'

Dion teringat pesan Wisnu sebelum dirinya pergi, tak ingin kepo lebuh jauh Dion pun kembali menutup pintu gorden yang sedikit memberi celah. Dion tau, penguntit selalu mengikutinya ketika ia berada diluar kawasan rumah, tapi ini masih berada di wilayah kota tempat tinggal nya? Dan Selama ini ia selalu mendapati penguntit ketika tour konser saja.

Hembusan nafas kasar mengintrupsi kala suara itu terus terdengar, bahkan Bhanu yang sedang terlelap diatas kasur pun mulai menggeliat tak nyaman, perlahan Dion merebahkan tubuhnya disebelah Bhanu yang sekarang sedang menghadap ke jendela.

Perlahan tangan Dion mengusap punggung sang adik, mata Dion menangkap ekspresi Bhanu yang awalnya gelisah berubah tenang seiring tangan nya yang terus memberikan usapan lembut.

"Tidur yang nyenyak ya dek" lirih Dion, tangan nya sedikit menarik tubuh Bhanu, lalu memeluk nya 'kakak cuma punya kamu dek, makanya kakak gak pernah berubah memperlakukan mu. Terus tumbuh jadi anak yang hebat ya Nu'

Dion pun terlelap menyusul sang adik kealam mimpi, meleburkan semua penat dan mempersiapkan diri untuk kesibukan nya esok.

~~~~~

Dion Lakeswara (END)Where stories live. Discover now