32. Problem?

63 10 2
                                    

Hallo, balik lagi sama akoh.

Udah lanjut aja happy reading.

Awas banyak typo.

°°°°

"Karena orang yang serba bisa tidak diperuntukkan untuk orang yang tidak bisa apa apa" Wisnu.

°°°°





"Apa ini?"

Pertanyaan itu meluncur bersamaan dengan tiga amplop yang Wisnu letakan kasar diatas meja, tepat dihadapan tiga anaknya yang sedang duduk diam menatap lantai. Mereka sempat melirik sekilas amplop amplop itu sebelum kembali menunduk takut.

Dengan berani Bhanu mengambil satu amplop yang tertera nama sekolah nya, SMP Vagos dari wali kelas 'gw ada salah apa anjir, perasaan kagak ada deh'

"Bisa jelaskan?" tanya Wisnu menatap Elgar, tatapan itu tanda bahwa Wisnu meminta jawaban dari anak paling  kecilnya.

Elgar menekuk bibirnya kebawah, jemarinya memilin ujung kaos yang ia kenakan "maaf" suara lirihnya terdengar.

"Tau kesalahan nya dimana?"

Elgar mengangguk sambil mengerucutkan bibir "Elgar bolos pelajaran penjas terus pulang duluan"

Wisnu menyilangkan tangan kedepan dada "lebih parahnya lagi?"

"Elgar berantem sama kakak kelas"

"Alasan nya?"

Elgar menghembuskan nafas lelah, ini lah susahnya ketika sang ayah ada tugas berbulan bulan dimedan perang, Wisnu tidak akan tau betapa susahnya Elgar menahan emosi ketika merasa terusik. Jika ada sang ayah pasti hal ini akan jarang terjadi, entah mengapa jika Wisnu berjauhan dengan Elgar emosi bocah itu akan mudah memuncak dan berapi api.

"Elgar mukulin dia karena dia keterlaluan ayah" dengan berani Elgar menatap netra tajam sang ayah "dia selalu bully temen Elgar yang berkebutuhan khusus, bahkan tadi dia hampir aja jatoh masuk got, makanya Elgar pukul dia"

Wisnu memijit pangkal hidungnya pelan sambil memejam kan mata sebentar sebelum menatap bocah berumur tujuh tahun itu "nak, ayah tau niat kamu baik dan kamu juga gunain kemampuan kamu sebagai anggota militer kecil"

Tangan Wisnu mengambil amplop milik Elgar lalu menyimpan nya dilaci meja "tapi dengan kamu mukul dia sampe babak belur itu juga gak baik, kamu sama dia sama aja dong, tau samanya dimana?"

"Tau yah" Elgar mengangguk samar "dia hina tubuh temen nya Elgar dan Elgar pukul tubuh nya dia"

"Tau hukuman nya apa?"

Lagi lagi Elgar mengangguk sebelum menyuarakan perkataannya "Elgar bakal beresin barang barang sekarang"

"Cepat, ayah antar sore ini" kata Wisnu saat melihat bocah itu berjalan mendekati pintu.

Usai kepergian Elgar tatapan mata Wisnu beralih menatap Dion yang masih diam tanpa mengambil amplop dihadapan nya, berbeda dengan Bhanu yang sibuk membolak balik kan amplop. Bhanu tidak akan membukanya sebelum ada perintah.

Wisnu menghela nafas kasar sambil mengeluarkan koran dari laci lalu menghadapkan nya langsung pada Dion "tau salah kamu dimana nak?"

Dion Lakeswara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang