22. Ujian terakhir

72 11 4
                                    

Allo authornim balik lagi setelah beberapa lama nggak up😪
maaf ya soalnya kemaren ada banyak acara keluarga jadi ya gitu dah rada sibuk.

langsung aja


Happy reading.

Awas banyak typo.

°°°°

"Pergilah, kejar dia yang kau sebut bahagia" Atha.

°°°°

Pagi ini Dion masih berkutat didalam kamar, perasaan nya gelisah bukan main saat mengingat ini adalah hari terakhir ujian. Entah mengapa bagi Dion hari terakhir ujian lebih mendebarkan daripada hari pengumuman kelulusan, seharusnya terbalik bukan?.

"Kak? Udah siap?" tanya Bhanu sambil menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

Dion yang memang sudah siap pun hanya mengangguk sambil membenarkan letak tasnya dipundak.

"Kamu udah sarapan?" tanya Dion sambil menyamankan tangan nya yang digenggam oleh sang adik.

Bhanu menggeleng sebagai jawaban "nunggu ayah, masih terlalu pagi kak buat adek, adek kan nggak sekolah" Bhanu masih menuntun Dion ke dapur yang merangkap sebagai tempat makan.

Pandangan Dion menyapu hampir seisi rumah guna menemukan sosok sang ayah "ayah kemana Nu?" tanya Dion saat tak mendapati Atmaja.

"Lagi keluar tadi, ngeprint nggak tau apaan" jawab Bhanu sambil duduk disalah satu kursi lalu mengoleskan selai diatas roti "makan kak" Bhanu memberikan roti berbalut selai coklat itu pada Dion.

Dion tersenyum sambil menerima roti dengan selai favorit nya "makasih, maaf kakak buru buru, kakak berangkat ya salamin buat ayah kakak duluan" pamit Dion sambil memakan roti nya.

Bhanu hanya mengangguk lalu berjalan ke taman belakang yang sudah resmi menjadi tempat favorit nya saat sedang sendirian.

Dion membuka knop pintu utama rumah nya dan pemandangan yang pertama kali hadir dihadapan adalah seorang gadis manis didepan gerbang. Dion sedikit memicingkan matanya dan saat ia mengenali gadis itu Dion langsung berlari kearah nya.

"Alika" Dion tersenyum saat sudah berada dihadapan kekasih nya namun raut terkejut segera menguasai ekspresi Dion "kamu kenapa?" tanya Dion khawatir saat Alika tiba tiba menangis.

Tanpa menunggu jawaban gadis itu Dion langsung saja membawa Alika ke pelukan, Dion masih memeluk gadis itu, sesekali mengusap punggung Alika guna menenangkan nya. Mereka berpelukan selama beberapa menit sebelum isakan Alika mulai mereda.

"Kamu kenapa?" tanya Dion lembut saat dirasa gadisnya sudah mulai tenang.

Dengan masih diiringi sedikit senggukan Alika mengurai pelukan nya dan menatap Dion "kakak janji dulu sama aku, jangan marah"

Dion mengerutkan kening nya beberapa saat sebelum mengiyakan perkataan sang kekasih.

"Maaf kalo dengan hadirnya aku bikin kak Dion susah, bikin kak Dion repot" mata Alika kembali mengeluarkan cairan bening "maaf kalo kak Dion selalu merasa kurang sama aku karena aku bukan dari circle nya kakak"

"Kamu tuh ngomong apa sih ka?" heran Dion, remaja manis itu sama sekali tak mengerti arah pembicaraan Alika "coba yang jelas, kak Dion sama sekali gak faham arah pembicaraan kamu"

Dion Lakeswara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang