35. Mati+ rasa=?

60 8 2
                                    

Heyyo whatsapp everybody balik lagi sama authornim.

Langsung aja lah ya, happy reading.

Awas banya typo dimana mana!.

°°°°

"Tidak ada yang benar benar selesai dalam diriku" ~Dion.

°°°°



Dion memasuki kelas yang sudah terdengar kebisingan nya dari jarak beberapa meter, kelas 12 IPS 3 lantai dua ruangan paling pojok adalah kelas Dion. Kelas anak anak nakal dan sangat berisik, entah hal apa yang membuat Dion dan kedua sohibnya betah dikelas super berisik ini.

"Agak tenang ya muka lo" kata Faiz yang memang sudah kembali dari mushola beberapa menit lebih awal.

Dion diam tak menanggapi dan memilih duduk dibangku nya dan Arya yang berada dibaris pertama sedangkan faiz dibaris kedua.

Keadaan kelas semakin ricuh ketika semua anak IPS 3 sudah berkumpul, tidak, tidak semua anak kelas IPS karena kurang satu anak lagi yaitu Arya, dan Dion baru menyadari nya.

"Arya mana?" tanya Dion sambil membelalikan tubuh nya, menatap Faiz yang sedang memainkan ponsel.

"Telat lo nanya nya, noh anaknya ada didepan pintu" tatapan Faiz mengarah ke pintu kelas yang dimana ada seorang remaja sedang diam mematung sambil menatap seisi kelas.

Tak lama Arya melangkah kan kakinya memasuki kelas sembari menunduk dalam.

Arya duduk di bangkunya tanpa menyapa bahkan menatap Dion dan Faiz yang sedari tadi menatap penuh tanya.

Tangan Faiz terulur menepuk pundak Arya sekilas "dari mana lo?"

"Dhira"

Hanya satu kalimat yang keluar dari mulut Arya dan itu sudah bisa menjawab semua pertanyaan.

~~

"Hoy Nu, sehat lo habis dari ruang kepsek"

Tawa keempat remaja langsung menggema hampir memenuhi seisi kantin ketika Bhanu baru saja tiba.

Bhanu dengan wajah masam langsung menghampiri meja yang sudah lebih dulu disinggahi keempat rekan nya. Dengan sedikit amarah Bhanu mendudukan dirinya diatas meja kantin.

"Turun goblok" tegur Bayu sambil memukul paha Bhanu yang kebetulan duduk dimeja sebelah makanan nya "hargai OSIS noh" tunjuk Bayu pada beberapa orang siswi yang sedang menatap kemeja mereka.

"Biarin!" suara Bhanu meninggi dan raut wajahnya sudah berubah merah padam "gw gak takut sama beban keluarga" sindiran itu berhasil membuat beberapa anggota OSIS yang sedang menatap langsung memalingkan pandangan.

"Babu gw mana?" tanya Bhanu sambil celingukan mencari gadis itu.

"Lah? bukanya ikut ke ruang kepsek ya sama elo" jawab Raja sambil merapihkan piring dan gelas sisa makan nya "harusnya lo lebih tau dong"

Bhanu melihat jam ditangan kirinya "harusnya dia udah keluar sepuluh menit yang lalu" pandangan Bhanu kembali mengedar, mencari gadis itu disekitar kantin.

Dion Lakeswara (END)Where stories live. Discover now