36. Persiapan

55 8 2
                                    

Allo authornim balik lagi.

Ada yang kangen Reval sama Reno?kalo ada kalian bakalan ketemu di part setelah ini.

Kita bakalan sedikit ngenang mereka disini. Spoiler.

Happy reading.

Awas banyak typo dimana mana.

°°°°

"Aku merasakan rindu dan pilu yang entah kemana harus kubawa pulang" Dion Lakeswara Madaharsa.

°°°°


Bola basket memantul dengan tinggi nya membuat hampir seisi lapangan mendongok mengikuti arah pantulan bola. Suara sorak sorai terdengar saat bola itu berhasil diambil alih oleh sang penguasa lapangan basket, siapa lagi kalau bukan Arya.

Keringat yang menetes dan rambut acak acakan membuat para siswi berteriak bak anjing melolong melihat mangsa di hutan. Memang tidak ada yang bisa menolak pesona Arya, ditambah lagi dua pentolan sekolah juga ikut terlibat dalam pertandingan taruhan basket siang ini.

Ya, Faiz dan Dion ikut berpartisipasi dalam taruhan ini. Kelas IPS 3 melawan IPA 1, pertandingan taruhan yang sebenarnya tidak ada, namun entah lupa jika kelas IPS memiliki kepala tim basket atau memang ingin mencari masalah.

Pertandingan dengan taruhan siapa yang kalah harus menyerahkan kendaraan mereka bagi tim menang. Diberikan secara cuma cuma dan diserahkan beserta STNK.

"Dion lempar"

Suara Arya menggema menengahi suara kebisingan di tribun penonton.

Melihat Arya yang melambai kearahnya dan sedikit memberi kode arahan Dion pun langsung menurutuinya. Lagi lagi bola melambung setelah Arya mendapatkan bola dan-

"Huaaaaaaa"

Sorak penonton heboh saat Arya berhasil mencetak three point. Tangan Arya terangkat menyugar rambut nya dan bertos ria dengan Faiz serta Dion.

"Barang baru" senang Faiz ketika melihat anak anak IPA 1 tampak frustrasi "ayok jemput hadiah" ajaknya.

Ketiga pentolan sekolah itupun mendekati anak IPA 1 lalu menatap mereka dengan penuh ejekan.

"Serahin kunci kunci kalian" pinta Dion menengadahkan tangan kirinya, meminta mereka segera memberikan apa yang sudah dijanjikan.

Dengan terpaksa merekapun memberikan semua kunci kendaraan masing masing.

"Ducati anjir" kaget Faiz saat melihat kunci motor Ducati "punya siapa nih?" tanya Faiz sambil mengangkat kunci itu tinggi tinggi.

Salah seorang siswa bermata sipit dan berkulit putih mengangkat tangan kanan nya. Ketara sekali bahwa ia keturunan China "gw" jawabnya singkat.

Faiz menatap dari atas hingga bawah, mengangguk singkat dan terkekeh pelan "anak orang kaya lo kek nya"

"Kalo lo mau, itu buat lo Iz" kata Dion sambil menggenggam kunci kunci ditangan nya.

Faiz menggeleng lalu mengembalikan kunci itu pada Arya "buat lo aja Ar, gw gak butuh"

Setelah menerima kunci Ducati itu perlahan tangan Arya menunjuk tiga orang siswa yang se daritadi menunduk "lo, elo dan elo" ketiga siswa itu mendongok menatap Arya.

"Gw tunggu sampe besok, kalo sampe kunci kendaraan kalian gak ada di gw, siap siap angkat kaki dari SMA Renjana" ancam Arya sambil menyilangkan tangan didepan dada.

Arya perlahan mendekati ketiganya "inget itu!" ancam nya sekali lagi sebelum langkahnya perlahan terangkat hendak menjauh.

"Tapi kita gak punya apa apa"

Dion Lakeswara (END)Where stories live. Discover now