34. Murid baru

60 11 2
                                    

Hallow balik lagi sama authornim yang sekarang jarang update.

Nggak apa ya jarang update yang penting kagak Hiatus nih cerita kek yang 'alpaca'.

Langsung aja ya, happy reading all.

Awas banyak typo bertebaran dimana mana.

°°°°

"Ini terlalu sempurna untuk disebut kebetulan" ~ Someone.

°°°°










"Di, nanti izinin jadwal piket pagi gw ya" pesan Faiz sambil merapihkan rambut nya didepan kaca besar ruang tamu.

Pagi ini seusai sarapan Dion, Arya dan Faiz memutuskan untuk menunda jadwal pagi masuk sekolah. Mereka terkadang memang sengaja berangkat terlambat guna mendapatkan hukuman supaya bisa melewatkan pelajaran pertama, yang kebetulan dihari kamis jam pertama adalah sosiologi.

"Kita berangkat telat goblok" tangan Arya dengan luwesnya melempar tutup toples diatas meja.

Faiz menatap Arya nyalang sebelum bantal sofa mendarat di wajah tampan paripurna itu "heh, lo lupa sekarang kamis terakhir sebelum ganti bulan"

"Terus?"

"Ya sekarang pagi pagi kudu kegereja lah, lupa lo? udah gak pantes kau jadi hamba nya yesus"

'Gereja pagi?' Dion mengerutkan kening nya sebelum beralih menatap jam dinding diruang tamu.

"Heh agama gw Budha, Dion noh" Arya menunjuk Dion menggunakan dagu nya.

"Berangkat yuk" ajak Dion sambil mengenakan sepatu dan sedikit merapihkan tatanan rambut nya "keburu selesai"

"Masyaallah brother, udah insaf kau" takjub Faiz.

"Gw bukan pendosa, jadi gak perlu insaf" kata Dion sambil meraih kunci motor nya di bufet dekat pintu keluar, disusul Faiz dan terakhir Arya.

Tiga motor CBR hitam mulai keluar dari kawasan perumahan dan melaju dengan kecepatan tinggi ketika dirasa jalanan mulai lenggang.

Perlu waktu kurang lebih lima belas menit untuk mereka sampai disekolah dan untung nya pintu gerbang masih terbuka lebar, itu sudah pasti karena gereja yang digunakan berada diluar kawasan sekolah, tepatnya disebelah kanan SMA Renjana sedangkan disebelah kirinya terdapat mushola.

"Gw mau langsung ke gereja" kata Dion usai melepas helm full face nya.

"Gw juga mau sholat duha di mushola" sahut Faiz setelah mengganti sepatunya dengan sandal jepit yang berada didekat tiang penyangga atap parkiran "sandal siapa nih gw niat minjem pokok nya"

"Elo?" tanya Dion saat Arya hanya diam diatas motor, bahkan helm nya pun masih terpasang menutupi wajah "gak langsung balik ke kelas"

Tangan Arya perlahan membuka helm putih nya "gw tunggu disini"

Faiz dan Dion mengangguk lalu berjalan keluar sekolah dan berpisah didepan gerbang.

'Gw cuma temenan sama kalian yang beda agama aja sesusah ini apalagi gw suka sama anak sebaik elo' batin Arya sambil menatap seorang siswi berhijab yang sedang membereskan beberapa tumpuk buku di taman sekolah.

Dion Lakeswara (END)Where stories live. Discover now