51. Tahun baru

91 9 0
                                    

Happy reading.

Awas banyak typo dimana mana.

°°°°

"Rindu ini telah mencapai babak baru, dimana setiap sesak nya mulai ku nikmati dengan tak lagi mengharap sebuah temu" ~ Authornim

°°°°

Deg.

Hal ini, persaan ini dan situasi ini kenapa harus kembali terulang dalam hidup Bhanu. Perasaan nya terguncang ketika mendengar kabar yang tak pernah ia harapkan akan terjadi secepat ini.

"Enggak" Bhanu menjauhkan tubuhnya dari sang dokter lalu menatap Wisnu yang sedari tadi mematung dengan mata berkaca kaca "Bhanu cuma mimpi kan, nggak mungkinkan kak Dion pergi"

Isakan kecil mulai terdengar "ayah, kak Dion tadi bilang sama Bhanu katanya mau ngasih kejutan, bukan ini kan kejutan nya? Kak Dion nggak mungkin ninggalin Bhanu kan?"

Mata Wisnu terpejam, membawa lelehan air mata terjun melewati wajah tegasnya "masuk nak, kak Dion pasti pengen ketemu kamu"

Tanpa menunggu lagi Bhanu langsung berlari memasuki ruang ICU.

"Kak Dioon!" teriakan Bhanu dari dalam ruangan terdengar hingga keluar, bahkan suara itu juga terdengar memenuhi lorong.

Mata Bhanu tak lagi kuat melihat tubuh sang kakak yang berlumuran darah, bahkan ia hampir tak bisa mengenali tubuh tegap itu lagi. Dengan gontai Bhanu mendekati tubuh Dion diatas brankar.

"Kak Dion kenapa tidur? Biasanya kak Dion kalo ketemu adek langsung dipeluk" tangan Bhanu menyentuh wajah hancur sang kakak "ayo kak bersihin darahnya, kakak jelek kalo muka nya cemong gini"

Tak kuasa lagi menahan semuanya Bhanu langsung memeluk tubuh kaku Dion, ia tak memperdulikan darah yang menempel ditubuh dan bajunya "kak Dion!"

Runtuh sudah pertahanan remaja belia ini, ia sudah tak kuasa menahan gejolak hatinya. Tangis nya terdengar pilu, bahkan beberapa perawat yang menunggu pun ikut merasakan betapa hancurnya Bhanu.

"Kakak jangan tinggalin adek, kakak ayo bangun!!" Bhanu mengguncang tubuh Dion kuat, guncangan  itu tertahan ketika beberapa suster menahan kegiatan Bhanu.

"Lepas! Kak Dion harus bangun!" Bhanu menepis kuat tangan suster yang menahan nya "kak Dion, ayo bangun, kasih tau kemereka kalo kakak masih hidup, kak Dion masih hidup"

Hanya keheningan yang menjadi jawaban, hanya pilu dan sakit yang tersisa "lukisan kakak udah Bhanu selesaiin, kakak nggak mau liat? Bagus lho hasilnya"

Bhanu kembali memeluk tubuh sang kakak "bangun kak" pinta Bhanu lirih "semenit aja, kakak harus liat hasil lukisan paling indah yang adek buat"

Keadaan pilu didalam ruang ICU terasa hingga keluar ruangan, Arya dan Faiz yang mendengar teriakan Bhanu langsung berlari memasuki ruangan. Mereka sama-sama mematung saat melihat betapa terpuruknya Bhanu.

"Liat adek lo Di" suara Arya tertahan ketika melihat Bhanu yang tak henti hentinya berbicara pada jasad disana "gw minta elo bertahankan? Adek lo hancur, lo juga harus liat kondisi Elgar diluar"

Faiz yang mendengar gumaman Arya langsung menjatuhkan tubuhnya kelantai, tanganya meremat kuat tiga kertas digenggaman. Bahunya perlahan mulai bergetar, tangan Faiz yang terkepal kini meninju lantai rumah sakit.

Dion Lakeswara (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora