47. Kado natal

56 9 0
                                    

Allo authornim balik lagi.

Setelah badai pasti ada pelangi bukan? Kalo nggak ada ya paling banjir.

Langsung aja lah ya, happy reading.

Awas banyak typo dimana mana.

.

°°°°

"Aku bangga telah mencintaimu" ~Bhanu Lakeswara.

°°°°

Mendung masih menyertai langit dan seisi nya seakan menyelimuti Bhanu dalam kesedihan. Kembali kehilangan membuat Bhanu sedikit tertekan, mengapa orang-orang disekitarnya bisa dengan mudah pergi begitu saja.

Bahkan keberadaan sahabat sahabatnya tak digubris sedikit pun, Bhanu sekarang seolah menjadi patung es berjalan, dingin dan cuek terhadap lingkungan sekitar.

"Nu, lo belom sarapan kan?" tanya Bayu sedikit khawatir "makan dulu lah, lo gak boleh sakit"

Pagi ini, Bhanu dengan terpaksa mengiyakan ajakan teman teman nya untuk pergi ke kantin, bukan terpaksa sebenarnya tapi dipaksa.

Bhanu menatap tak selera makanan dihadapan nya, hari-hari kemarin di pagi hari Lyla masih bisa datang ke meja yang sekarang ia duduki sembari membawa nampan. Bhanu memalingkan wajah, menatap luar jendela. Matanya sendu menatap rintik hujan yang mulai berjatuhan.

Rasa sesal hadir ketika ia mengingat perlakuan buruknya dulu, mengapa tidak dari dulu Bhanu mengajak Lyla berteman? Seandainya Bhanu tidak membuat drama pembullyan mungkin sekarang mereka sudah memiliki banyak momen untuk diingat.

Arah pandang Bhanu mengarah ke hamparan hijau dilapangan 'kenapa gw malah ngulang kisahnya kak Dion sih'

Dengan kasar Bhanu mengacak rambutnya "arrgggh!!" secara tiba tiba Bhanu menggebrak meja kuat, hal itu tentu membuat seisi kantin kaget "gw mau pulang" pamit Bhanu sembari berlalu.

Raka yang hendak mengejar Bhanu langsung ditahan Raja "gak usah dikejar"

"Maksud lo? Lo mau temen lo kenapa napa?"

"Dia cuma kangen Lyla" mata Raja tak pernah lepas dari punggung lebar Bhanu yang sekarang mulai menghilang dari kantin, tatapan nya kini beralih menatap Raka "kita ikutin aja, tapi jangan ganggu dia"

Langkah penuh rindu perlahan mendekati gundukan tanah yang selalu ia datangi akhir-akhir ini, kaki bersepatu hitam itu tak sedikitpun menggubris beberapa langkah lain yang mengikuti sedari tadi.

Bhanu tau jika sahabat sahabatnya mengikuti, bahkan mereka sekarang juga membawa bunga Lily putih di masing masing tangan.

Dengan perlahan Bhanu meletakan rangkaian bunga Lily putih disebelah nisan Lyla, berharap gadis itu juga bisa menghirup wanginya yang bercampur aroma tanah basah diarea pemakaman.

"Gw taro bunganya disini Ly" tangan Bhanu beralih mengusap nisan putih dengan nama indah yang juga terpatri dihati nya "gw dateng lagi, maaf ya ganggu tidur lo"

Bhanu perlahan menoleh kebelakang, menatap satu persatu sahabat nya "gw juga bawa mereka"

Keempat remaja yang ditatap oleh Bhanu seketika faham dan menaruh bunga Lily keatas gundukan tanah. Mereka berlima mengelilingi makam satu satunya wanita yang berhasil menembus eratnya benteng anti wanita di persahabatan ini.

Tentu mereka juga merasa kehilangan, karena mau bagaimanapun juga Lyla cukup membantu mereka membenarkan nilai. Dia, Lyla, gadis yang dulu dengan polosnya pernah menceploskan bahwa dia pernah menyukai Bhanu.

Dion Lakeswara (END)Where stories live. Discover now