who this?

3.3K 295 2
                                    

Setelah perkumpulan pagi mereka memutuskan untuk berpencar. Brian dan Vernon yang kini sedang mode Duke dan Marquess memilih memisahkan diri untuk membicarakan permasalahan politik di Kekaisaran Arkal. Gladiola tentu tidak ingin tau dan tidak ingin ambil pusing tentang hal tersebut.

Setelah sarapan Gladiola memutuskan bermain bersama Rala di taman bunga. Setelah langit mulai menunjukan waktu siang Gladiola pamit ke kamar untuk tidur siang. Akhir-akhir ini dia merasa menjadi pemalas yang membutuhkan waktu tidur siang. Ya sebab beberapa bulan terakhir ini menjadi waktu yang sangat-sangat berat untuk seorang Gladiola.

Kehidupan baru.

Identitas baru.

Lingkungan baru.

Dan.... Dunia baru?

Entahlah dia merasa semuanya benar-benar sangat sulit di cerna. Walaupun sebagian hatinya mulai menerima kehidupan baru ini, tidak jarang hati kecilnya merindukan kehidupannya terdahulu.

Dia merindukan sosok ibu yang selalu ada disisinya dulu.

Gladiola menghela nafas pelan membuat pelayan yang kini berada di belakangnya bertanya resah. "Apa anda membutuhkan sesuatu Nyonya?"

Kenapa orang-orang selalu memanggilku Nyonya sih?! Aku bahkan mulai muak meminta mereka untuk mengganti panggilan.

Gladiola baru saja selesai mandi sore. Rambutnya baru rampung di tata dengan sangat cantik oleh dua pelayan yang berdiri di belakangnya. Mengintip raut resah kedua pelayan itu dari kaca membuat Gladiola tidak tega.

"Aku baik-baik saja. Kalian tahu dimana Tuan brian dan Tuan Vernon?"

Salah satu pelayan menjawab. "Mereka sedang pergi keluar kediaman Nyonya. Mungkin akan kembali malam nanti."

"Baiklah, aku ingin bertemu Rala." Gladiola memberi tahu.

"Baik Nyonya mari kami antar."

Mereka berjalan keluar kamar menuju kamar Rala yang bisa dibilang jauh jaraknya. Jika Gladiola berada di timur kediaman yaitu tempat kamar-kamar tamu berada, beda dengan kamar Rala yang berada di bagian selatan kediaman disana bukan hanya ada kamar Rala tapi juga Vernon.

Bagian selatan adalah bagian pribadi milik Vernon yang tidak sembarang orang bisa memasuki kawasan itu. Tapi untuk Gladiola dia mendapatkan hak khusus hingga bisa datang ke sana kapan saja saat berada di Mansion atau disebut kastil Marquess Paramastri.

Perjalanan di isi oleh keheningan. Kedua pelayan itu selalu memasang wajah datar tanpa suara. Gladiola di layani oleh dua pelayan itu semenjak dia datang ke mansion ini. Tapi Gladiola sama sekali tidak akrab dengan keduanya, ketika Gladiola bertanya tentang diri mereka dengan kompak mereka bungkam dan berbicara terus terang jika tidak ingin memberitahukan hal yang bersifat pribadi.

Gladiola cukup kecewa tapi dia juga menghargai keputusan kedua pelayan tersebut.

Saat memasuki kediaman bagian selatan Gladiola kembali di buat berdecak kagum.  Kediaman selatan di desain lebih bagus daripada bagian lainnya. Atap ruangan yang tinggi berbentuk cekung di sertai lukisan atap khas zaman abad pertengahan. Dinding-dinding yang di cat warna gold bercampur maroon memberikan kesan yang sangat mewah, berani, juga sensual secara bersamaan. Apalagi pilar-pilar nya yang di desain dengan ukiran-ukiran cantik seperti bunga, hewan dan lain-lainnya. Ah jangan lupakan jendela yang terbuat dari susunan kaca berwarna merah, kuning dan biru. Banyak juga lukisan-lukisan yang terpajang ala-ala bangsawan yang bisa Gladiola tebak lukisan mendiang ayah dan ibu Vernon atau bahkan kakek dan neneknya.

"Di sebelah mana kamar Rala?" Gladiola bertanya sebab mulai lelah berjalan kaki namun tidak juga sampai. Rumahnya di kehidupan sebelumnya tidak seluas ini. Bahkan rumahnya dulu ukurannya tidak ada seperempat dari kediaman ini. Sangat kecil jika di bandingkan antara keduanya.

PetrichorOnde histórias criam vida. Descubra agora