Cincin

1.6K 226 41
                                    

"Menurutmu mana yang lebih bagus?" Gladiola memperlihatkan dua cincin tepat di hadapan Brian. Setelah makan siang mereka kembali berjalan-jalan menikmati festival yang masih sangat ramai meskipun terik matahari mulai terasa.

Brian menimang-nimang dengan baik. Sebenarnya dia sangat tidak ahli dalam memilih perhiasan wanita seperti ini tapi karena Gladiola yang bertanya dia berusaha memaksimalkan diri menjawab.

"Aku rasa lebih bagus yang ini." Brian menujuk cincin yang berada di tangan kiri Gladiola. "Motifnya yang bunga matahari cocok dengan karaktermu."

"Maksudnya karakter ku panas begitu?!"

"Tidak, bukan begitu." Brian cepat-cepat menjawab. "Kenapa kau terus berfikir buruk tentang ku sih?"

"Kau memang perlu di curigai."

"Bunga matahari sangat cantik dan terlihat sangat ceria bahkan ketika tidak terkena sinar Surya sekalipun. Sama sepertimu yang selalu terlihat cantik, bersemangat dan ceria di setiap harinya."

Gladiola tersenyum malu-malu, bagaimanapun yang memujinya laki-laki tampan dan Gladiola suka laki-laki tampan!

"Terima kasih, aku tahu aku cantik." Ujar Gladiola seraya menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

Brian tertawa melihatnya kemudian mengusap gemas kepala Gladiola beberapa kali. "Kau mengemaskan sekali sih?"

"Aku memang se-menggemaskan itu kan?" Tanya Gladiola yang di angguki setuju oleh Brian.

"Anu maaf Nona." Penjual aksesoris itu menginterupsi keduanya. " Jadi kalian ingin membeli yang mana?"

Gladiola meringis merasa tidak enak karena bukannya memilih aksesoris dia mengobrol dengan Brian.

"Ah sebentar ya." Gladiola menatap penjual dengan tidak enak hati.

"Tidak apa-apa Nona pilih sesuai keinginan hati anda." Jawab penjual dengan ramah.

"Brian yang bermotif matahari memang cantik tapi aku lebih suka yang ini." Gladiola memperlihatkan cincin di tangan kanannya. "Bentuknya seperti bunga mawar dan aku suka."

Brian menghela nafas. "Lalu kenapa kau bertanya padaku?"

"Kau keberatan aku bertanya?" Gladiola mendelik menatap Brian.

"Tentu tidak." Jawab Brian singkat.

"Lalu kenapa kau tampak kesal?"

Brian berusaha memasang wajah seramah mungkin. "Lalu aku harus seperti ini terus-menerus begitu?"

"Tidak juga." Jawab Gladiola singkat.

"Jadi kau ingin yang mana?" Tanya Brian seraya menarik Gladiola berdiri di sampingnya, jangan lupakan tangan yang kini bertengger manis di pinggang gadis itu itu.

"Ada apa?" Tanya Gladiola kaget dengan tindakan Brian yang tiba-tiba menariknya.

"Tempat ini terlalu ramai, jangan terlalu jauh."

Gladiola memutar bola mata malas. Jauh bagaimananya jika tadi saja jarak mereka tidak lebih dari satu jengkal? Brian memang selalu berlebihan.

"Aku mau ini." Tunjuk Gladiola pada cincin matahari. "Tapi aku juga suka yang motif mawar ini. Aku jadi bingung pilih yang manaaaaa." Pekik Gladiola frustasi.

Brian mengangguk, meraih dua cincin tersebut dan memberikannya pada penjual aksesoris. "Tolong bungkus dua-duanya."

"Heh apa-apaan?!" Pekik Gladiola. "Aku hanya mau beli satu! Jariku tidak sebanyak itu Brian!"

"Kau bisa menggunakannya secara bergantian." Brian memberi saran. "Aku akan membuat pengrajin emas untuk membuat cincin dengan motif persis seperti dua cincin itu agar kau memakai yang berbahan emas sekalian." Brain terlihat mengangguk-anggukan kepala atas ide bagusnya.

PetrichorWhere stories live. Discover now