dangerous

645 113 27
                                    

Kaisar Vijendra yang baru saja menginjakan kakinya di istana saat matahari sudah benar-benar tenggelam.

Raut lelah menghiasi wajahnya, dengan langkah gontai kaki sang Kaisar berjalan masuk menuju pintu utama istana. Namun mendadak Kaisar Vijendra menghentikan langkah kakinya saat melihat Brian sedang duduk di bangku taman. Terlihat santai dengan salah satu kaki yang diangkat ke atas.

"Matilah diriku." Lirih Kaisar Vijendra.

"Hai." Sapa Brian seraya mengangkat salah satu tangannya.

Kaisar Vijendra melebarkan senyumnya meskipun amat kentara jika senyum itu terpaksa. "H-hai.. Hahahaha kau pulang?" Tanya Kaisar Vijendra dengan raut tidak bisa dikontrol.

"Kenapa? Aku sudah membereskan wilayah netral." Ujar Brian.

"Kau tahu, meskipun masalahnya sudah selesai kau tetap harus memantau pembangunan ulang wilayah itu--"

"Aku sudah meninggalkan Ragana di sana untuk memantau dan membimbing yang lainnya. Jadi tidak usah khawatir." Brian menyeringai. "Kenapa kita tidak masuk saja? Bukannya ada banyak hal yang harus dibicarakan?"

Kaisar Vijendra menggaruk belakang kepalanya canggung. "Ah? Tentu hahaha, ayo masuk-masuk."

Kaisar Vijendra berjalan duluan, langkahnya terkesan tergesa-gesa memasuki area ruang utama.

"Hei kalian." Panggil Kaisar Vijendra pada beberapa pelayan yang kebetulan berada di ruang utama.

"Siapkan makan malam, dan kamar untuk Pangeran kedua. Cepat ayo cepat." Titahnya dengan tepukan tangan beberapa kali membuat para pelayan langsung bergerak kesana kemari menyiapkan perintahnya.

"Kau ke ruang makan duluan, aku akan mandi."

Brian mengangguk. "Aku tunggu." Ucapnya seraya berjalan keruang makan.

"Kenapa ucapan 'ku tunggu' mendadak jadi menyeramkan seperti ini?" Gumam Kaisar Vijendra seraya memanyunkan bibir.

Brian mendudukkan dirinya di meja makan, seluruh menu yang ada langsung di sajikan oleh pelayan.

Koki yang sedari tadi berdiri di pojok menunggu makanan disusun bergerak menghampiri Brian. "Apa ada menu lain yang anda inginkan pangeran?"

Brian menggeleng. "Tidak. Kau bisa kembali."

"Baik, saya pamit undur diri Pangeran."

"Hm."

Dehaman menjadi pertanda ya, membuat para koki dan pelayan perlahan-lahan meninggalkan area makan untuk memberikan ruang pada Brian.

Butuh beberapa waktu untuk brian menunggu sang kakak. Dalam hati Brian bertanya-tanya apa yang kakaknya itu lakukan hingga menghabiskan nyaris setengah jam untuk sekedar membersihkan diri.

Pintu di buka disusul pengumuman tentang Kaisar Vijendra yang memasuki ruangan membuat Brian menoleh. Di sana terdapat kakaknya yang sedang berjalan dengan pakaian yang jauh lebih santai bersama Verta yang mengekor di belakangnya.

Tanpa kata mereka duduk dan mulai menyantap hidangan masing-masing.

Dalam hati Brian berdecak kesal, dia ingin langsung pada inti pembicaraan, tapi aturan di Kekaisaran pantang bagi mereka berbicara atau mengobrol sebelum agenda makan selesai. Kekaisaran punya aturan dan Kaisar Vijendra sangat menghormati aturan itu, jadi Brian harus menahan diri beberapa saat sampai makan malam selesai.

"Jadi ada yang bisa menceritakan kronologi nya padaku?" Tanya Brian setelah makan malam selesai.

Kaisar Vijendra menghela nafas pelan, tatapan matanya meng-kode Verta untuk menjelaskan.

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang