Rapat

2.7K 283 34
                                    

Brian kini sedang berada di istana, lebih tepatnya ruang resmi rapat Kekaisaran. Karena isu wilayah netral sudah menyebar hampir ke penjuru negri membuat beberapa kelompok per-orangan yang berniat membelot semakin menampakan diri ke permukaan.

Kekacauan malai merebak kemana-mana. Meskipun para bangsawan bisa menekan gerakan lawan di daerah lain namun permasalahan di wilayah netral belum juga rampung.

Alasannya adalah wilayah netral adalah wilayah yang kependudukannya bukan hanya diatur Kekaisaran Arkal melainkan Negri sebrang juga memiliki andil. Wilayah netral dibentuk oleh dua negara dimana wilayah netral menjadi simbol perdamaian antara dua negara tersebut. Jadi ketika kekacauan ini tercipta mereka tidak bisa menyelediki seenaknya. Butuh izin dan juga rapat antar dua negara.

"Kami sudah menyelidikinya dan dugaan terkuat adalah negri sebrang mulai melakukan rencana membelot. Mereka memulai dari wilayah netral sebagai awalan." Ujar salah satu Duke bernama Duke Del.

"Darimana Duke bisa menyimpulkan hal seperti itu?" Tanya Kaisar dengan serius.

"Bukankah negri sebrang beberapa tahun yang lalu berniat memutuskan kerja sama antar Kekaisaran? Hal itu bisa menjadi pemicu." Sahut Count Haldan.

"Tidak bisa menyimpulkan hanya dengan sebuah praduga. Kami butuh bukti bukan asumsi." Jawab Brian dengan tegas.

Sedari tadi dia terus mendengar para ular berbicara yang intinya mengadu domba. Melihat wajah sang kakak saja Brian sudah tahu kakaknya tidak sedang di kondisi prima terutama dalam pemikiran. Daripada nanti kakaknya mengambil keputusan yang salah Brian mengambil alih rapat ini.

"Tapi kami sudah mengumpulkan beberapa bukti." Count Haldan menatap Brian dengan tatapan datar.

"Kirim buktinya ke istana, untuk kasus ini aku yang mengambil alih. Jadi aku akan menyeleksinya dengan baik dan menyingkirkan para musuh yang berniat membelot. Kau tahu sudah lama Kekaisaran tidak mengadakan perang lagi. Aku sedikit... Rindu." Brian berbicara dengan senyum namun jika di telaah senyum itu bukan senyum manis penuh tatapan teduh melainkan seringai yang membuat para ular mengurungkan niat untuk protes.

Brian dalam mode seperti ini sangat agresif.

Mereka paham betul arti tatapan dan seringai seperti itu, benar-benar Brian sekali pikir mereka.

"Kami sudah mendapatkan beberapa infomasi yang dijamin valid." Verta angkat bicara dengan beberapa lembar kertas di tangannya.

"Pemberontakan wilayah netral membuat rakyat Kekaisaran Arkal yang tinggal disana tertekan. Beberapa kelompok menghancurkan rumah warga tanpa sebab. Penganiayaan anak kecil berusia lima sampai dua belas tahun, pemberhentian bahan pangan bersubsidi karena seluruh bahan disabotase dan tidak sampai di tangan rakyat dan terakhir... Mulai beredarnya para kelompok penghasut rakyat sekitar untuk ikut memberontak." Jelas Verta.

"Sudah pasti itu ulah negri sebrang!" Komentar salah satu Baron.

"Betul!" Sahut lainnya.

"Bagaimana bisa Kekaisaran ini terus menjalin kerja sama beratus-ratus tahun dengan negara seperti itu? Yang benar saja!"

Apalah apa. Geram Kaisar Vijendra pada para para penjilat yang sedang melancarkan aksinya.

"Ku tanya sekali lagi kalian sudah punya bukti?" Tanya Brian.

"Kita tidak perlu bukti! Sudah pasti itu ulah mereka."

"Benar!"

"Iya mereka sangat licik."

"Kita harus mengadakan peperangan!"

"Harus menghancurkan negri itu!"

"Benar-benar memuakkan memang, kita harus menghabisi pemerintahan juga rakyatnya!"

Petrichorحيث تعيش القصص. اكتشف الآن