Hadiah

863 129 9
                                    

Pas bikin scene ini aku dengerin separuh nafas by dewa19 siapa tau ada yang mau coba xixixi.










Kuda hitam legam dengan bulu halus yang berkibar di terpa angin sedang memacu kakinya secepat kilat. Langkah demi langkah yang di ambil memicu suara hentakan membuat sebagian tanah yang terinjak berterbangan.

Sesekali kuda tersebut melambung tinggi mengangkat bagian depan tubuhnya di susul bagian belakang untuk meloncati batang pohon atau hal lain yang menghalangi jalan mereka.

Ringkikan kuda terdengar beradu dengan suara tapal kuda menjadi melodi pengiring kegiatan tersebut.

Brian dengan tatapan yang fokus ke depan terus memacu Pretty untuk terus melangkah dengan cepat dan semakin cepat. Wajahnya yang terlihat datar dan tegas membuat Ragana yang sedang di sampingnya berdecak sebal. Di mode serius seperti ini perlu Ragana akui Brian terlihat tampan, pantas kakaknya naksir berat.

Setelah semalam melakukan penyergapan diam-diam pada area pusat-pusat pemberontakan. Brian berhasil mengumpulkan banyak pelaku di ruang eksekusi. Namun karena merasa belum puas, akhirnya Brian berusaha mencari kepala dari kaki tangan yang dia tangkap.

Disinilah dia berada sekarang. Mengejar pelaku yang berusaha kabur.

Dalam semalam Brian bisa menggulingkan keadaan sedemikian rupa. Para pelaku penjualan wanita dan anak-anak, para bos pengedar obat-obatan terlarang bahkan preman-preman gadungan yang selalu berhasil membuat kerusakan mampu kocar-kacir menghindari operasi penangkapan yang Brian rencanakan di jauh-jauh hari.

"Ku akui ide Tuan Duke membuat keadaan wilayah Netral semakin berantakan. Tapi hasilnya cukup memuaskan karena banyak sekali pelaku yang berhasil kita tangkap." Ragana berujar pada dirinya sendiri seraya tangannya terus memegang tali kuda memastikan kudanya tetap melangkah dengan baik.

Brian mengode salah satu kesatrianya meminta panahan. Dengan peka dan cekatan bawahannya itu langsung memberikan panahan tersebut dengan kondisi kuda yang masih sama-sama berjalan.

Brian menarik salah satu panah dan mengarahkannya pada rombongan kuda yang saat ini berjalan di depan mereka dengan jarak yang lumayan jauh.

Dengan mata yang semakin di tajamkan juga insting yang dimainkan akhirnya Brian melepas panah tersebut dengan tarikan kuat di awal. Panah yang melesat kencang langsung menusuk salah satu punggung musuh, hingga tanpa menunggu waktu lama tubuh terluka itu jatuh menghantam tanah.

"Hm, baru satu." Gumam Brian.

Brian kembali menarik panah dan kembali membidik lawannya dalam hitungan detik.

"Berpencar. Kosong satu jalan!" Teriak Brian yang langsung di angguki semua anggota.

Kosong satu adalah kode resmi yang Brian buat untuk memberi informasi satu sama lain tanpa perlu membocorkan makna sebenarnya.

Kelompok Brian langsung terbagi menjadi tiga kelompok, masing-masing membentuk huruf U dan melaju semakin cepat hingga kini posisi Brian dan lawan semakin dekat.

Ragana menarik kakinya ke atas, berusaha membuat keseimbangan diri dengan berdiri di atas kuda. Cukup sulit dia bahkan beberapa kali sempat hampir terjengkang ke belakang namun itu tidak menghentikan Ragana untuk mencoba.

Setelah berhasil berdiri, Ragana berancang-ancang. Dengan menghitung mundur di dalam hati tiga, dua dan satu setelah itu dia meloncat ke arah kuda lawan yang sedang berusaha memacu kudanya lebih cepat.

Ragana tanpa hati menggorok lawannya tersebut membuat mereka sama-sama terjatuh dari atas kuda.

"Sial." Maki Ragana panik langsung berusaha bangkit karena dia nyaris terinjak-injak oleh kuda-kuda tim nya yang tadi berada di belakang Ragana. Untungnya karena insting dari bawahan Brian tidak meragukan lagi, mereka bisa mengarahkan kuda mereka menghindar dengan baik agar tidak menginjak Ragana.

PetrichorWhere stories live. Discover now