Desa.

2.7K 270 2
                                    

Brian menatap area perbatasan Sibyl dengan seksama. Ada sedikit rasa rindunya pada wilayah yang kini berada di bawah naungannya, padahal Brian merasa pergi tidak terlalu lama. Apalagi beberapa perubahan nampak terlihat di beberapa area, yang seingat Brian terakhir dia mengecek tempat ini ada beberapa bagian yang kurang baik dan ternyata telah di perbaiki. Kelapa prajurit perbatasan bekerja dengan baik sesuai dengan kriterianya. Brian cukup puas melihat keadaan sekeliling yang masih baik terjaga meskipun dia sempat mengosongkan kursi Duke selama sebulan lebih di gantikan oleh Ragana tangan kanannya.

"Ini adalah peraturan wilayah Sibyl. Jika anda ingin memasuki wilayah ini anda harus bersikap kooperatif dengan menjalani beberapa pemeriksaan." Prajurit berbicara dengan suara lantang dan tegas. Setiap awal kata pasti suara prajurit seperti menghentak dan hal itu selalu berhasil membuat Gladiola kaget.

"Apa aku juga harus mentaati aturan itu?"

Prajurit itu mengangguk tegas. "Harus. Jika tidak, maaf kami tidak bisa mengijinkan kalian memasuki wilayah Sibyl."

Brian membuka topinya hingga kini wajahnya terpampang nyata kemudian senyum miringnya timbul. "Aku harus menjalani pemeriksaan di wilayahku sendiri?"

Prajurit itu terlihat kaget. "Y-yang Mulai Duke?!"

"Kerja bagus. Tingkatkan, aku ingin laporan dari pihak perbatasan malam ini juga, sampaikan pada kepala prajurit perbatasan. Ku tunggu." Brian menatap penjaga itu dengan raut datar.

Dia baru memasuki wilayah Sibyl dan sudah meminta laporan ini itu? Yang bener saja! Apakah dia tidak lelah? khas Brian sekali. Batin Gladiola.

"Yang mulia--"

"Jaga rahasia ini. Jangan sampai berita aku membawa wanita tersebar."

Prajurit itu tersentak mendengar ucapan Brian. Dia baru sadar jika ada seorang perempuan duduk manis tepat di depan Brian. Dan kenapa jarak mereka sedekat itu?! "Ah baik Yang Mulai Duke. Saya akan menyampaikan pesan ini secepatnya pada pemimpin prajurit perbatasan."

"Aku tidak suka menunggu. Buka gerbangnya."

Prajurit yang sedari tadi menginterogasi mereka memberikan aba-aba pada penjaga pintu gerbang untuk membuka gerbang perbatasan. Tidak lama kemudian pintu gerbang itu terbuka.

Tanpa mau repot-repot berbicara Brian langsung melesatkan kudanya cepat.

"Tadi itu... Benar-benar Yang Mulai Duke?" Monolog prajurit. "A--aku tidak salah liat? Yang Mulai berdekatan dengan perempuan? Berarti berita simpang siur tentang yang Mulia Duke penyuka sesama jenis itu bohong?"

"Hei kau! Kenapa masih bengong disana?" Tanya salah satu prajurit yang berdiri di atas dinding perbatasan.

"Tadi itu Yang Mulai Duke!" Pekiknya namun setelah berbicara dia langsung menutup mulut dengan ekspresi menyesal karena keceplosan.

"Yang tadi?" Sambar prajurit yang lainnya. "Yang membawa wanita?"

"Wah siapa wanita itu?!"

"Mereka bahkan duduk berdekatan. Satu kuda!"

"Apa-apaan ini? Yang Mulia Duke kita benar-benar penuh dengan kejutan."

"Apa berita tentang Yang Mulai Duke penyuka sesama jenis itu salah?"

"Yang benar saja Yang Mulia Duke kita itu sempurna, sangat. Mana mungkin dia menyukai sesama jenis?"

"Ini akan menjadi berita panas di Kekaisaran. Yang Mulia Duke membawa wanita asing bersamanya!"

Suara dari para prajurit bersahut-sahutan membuat prajurit yang di beri petuah menjaga rahasia dari Brian meringis ngeri. Nafasnya berhembus dengan pasrah menunggu hukuman apa yang kira-kira cocok untuknya yang sudah berhasil membocorkan rahasia yang Brian suruh jaga.

PetrichorWhere stories live. Discover now