talk

2.3K 256 17
                                    

Brian benar-benar menepati kata-katanya. Gladiola yang sudah menunggu Brian sedari pagi di taman akhirnya bertemu Brian yang saat ini sedang berjalan ke arahnya dengan membawa pretty tentunya.

"Kau benar-benar datang?" Tanya Gladiola dengan senyum yang lebar.

Brian berdeham.

"Mengapa? Kau keberatan memenuhi janjimu?" Tanya Gladiola dengan tatapan menyelidik.

"Tidak." Jawab Brian dengan nada malas. "Kita sekarang jalan-jalan saja ya? Jangan belajar berkuda, wanita kurang pantas mempelajari hal seperti ini." Bujuk Brian dengan wajah memelas.

"Apa-apaan itu? Jadi kalau aku wanita aku tidak bisa belajar berkuda begitu? Memang laki-laki saja yang bisa melakukan segalanya sesuai keinginan mereka? Aku juga perempuan bisa melakukan apapun yang ku mau, tahu!"

"Iya-iya aku paham, tapi ini terlalu berbahaya." Brian berusaha menakut-nakuti.

Mata Gladiola menyipit, lalu mendekatkan wajahnya ke arah Brian seraya berbisik. "Aku suka yang menantang dan sedikit... Berbahaya." Ujarnya si susul tawa karena gelagat Brian yang kaget saat Gladiola mendekatkan wajah.

Brian berdecak. Sial, ku kira Ola akan merayu dengan mencium.

"Berharap apa heh?" Tanya Gladiola dengan ekspresi meledek.

Brian memegang dua sisi wajah Gladiola membuat sang empu kaget, dengan cepat dia mencuri satu kecupan di bibir Gladiola. "Ku kira kau akan seperti ini."

Gladiola yang kaget langsung menjauh. "BRIAN!"

Brian tertawa, tawanya lebar. Tawa yang beberapa hari jarang Gladiola liat karena kesibukan laki-laki itu. Namun kini di tengah kesibukan itu Brian masih melayangkan waktunya untuk Gladiola.

Gladiola merasa di prioritaskan.

"Jangan tertawa aku kesal!"

Brian semakin tertawa, karena menurut Brian wajah Gladiola saat ini sangat imut. "Kau jangan terlalu imut."

"Aku memang imut. Dan keimutan ku ini tidak bisa dikendalikan tahu." Gladiola mengeluarkan ekpresi sok sombong.

"Kalau kau terus-terusan imut seperti ini rasanya aku ingin mengunci mu di kamar dan merantai mu agar kau tidak kabur."

"Kau terdengar seperti lelaki obses."

Aku memang terlalu terobsesi olehmu.

"Aku memang terobsesi denganmu." Ujar Brian dengan jujur.

Tapi Gladiola menganggap ucapan itu hanya angin lalu. "ayo, aku ingin cepat-cepat berlatih kuda!" Ajak Gladiola dengan semangat.

Brian mengangkat Gladiola ke atas Pretty di susul dirinya. Setelah memastikan posisi Gladiola berada di posisi nyaman Brian menggerakkan tali pengekang kuda.

Pretty langsung melesat cepat membuat tubuh Gladiola tersentak ke belakang. Dengan cepat Gladiola ikut berpegangan tali pengekang untuk berjaga-jaga agar tidak jatuh. Juga di waktu yang bersamaan Brian melingkarkan tangan kirinya di pinggang Gladiola untuk memastikan gadis itu aman.

"Kenapa Pretty berlari begitu cepat sih?" Tanya Gladiola bingung.

"Beberapa hari ini aku sengaja melatih Pretty untuk berlari cepat. Mungkin Pretty mengira saat ini juga sesi latihannya." Jelas Brian.

"Bukannya kau ingin mengajariku berkuda? Kenapa kau ikut naik juga?"

"Kita tidak latihan di sana. Aku punya tempat khusus." Tangan Brian membantu merapihkan gaun Gladiola yang tersingkap angin.

PetrichorWhere stories live. Discover now