23 Predikat Baru

9 3 2
                                    

'Dreamy Couple' menjadi topik terpanas dalam beberapa minggu terakhir semenjak Natasha dan Alan terbuka akan hubungan mereka. Mereka memang tidak secara nyata mengumumkan bahwa mereka berpacaran, tetapi penampakan keduanya yang selalu bersama kemanapun—bahkan ketika tanpa Tiara—menjadi petunjuk yang jelas. Seantero universitas pun memberi label 'couple goals' pada keduanya.

Mulai dari Jordan dan Kezia, orang-orang yang pernah terlibat dengan mereka secara langsung, sampai Pak Rektor senang melihat fenomena ini. Pasalnya pemimpin universitas ini turut andil dalam mempersatukan keduanya di awal. Tak jarang para penggemar mereka akan mengambil foto secara diam-diam dan mengunggahnya ke sosial media. Tak heran nama mereka jadi lebih dikenal di luar universitas juga.

Hanya saja di balik semua kemanisan ini memang ada perjanjian di antara mereka yang tak seorang pun tahu. Namun baik Natasha maupun Alan sama-sama memutuskan untuk menikmati hubungan itu. Mereka tidak hanya 'berpacaran' di depan orang tetapi juga saat mereka hanya berdua. Alan, karena ia memang menyukai Natasha. Sementara Natasha, karena hatinya mengalami perubahan setelah mengetahui kondisi Alan dari sang mama.

Hari itu adalah hari ujian sidang skripsi Alan. Natasha sudah menemaninya selama seminggu terakhir ini, mendukungnya secara moral. Membuatkannya berbagai macam makanan dan cemilan adalah salah satu cara terbaiknya. Kini ia bersama dengan pacarnya, menunggu giliran ujiannya tiba.

"Ah, untung belum telat." Tiara datang tergopoh-gopoh dengan rambutnya yang tidak biasanya berantakan. "Sampai lari-lari loh aku."

Natasha dan Alan bertukar pandang lalu menertawai gadis itu.

"Yee, kenapa diketawain? Usaha loh ini aku. Tadi dosennya ngomong lama banget, sampai ngga sabar deh aku. Selesai kelas, aku nyelonong duluan pergi kaya kesetanan. Ini semua demi kamu loh, Lan." Tiara menjelaskan kronologisnya dengan singkat sambil membetulkan rambutnya.

"Iya, iya. Makasih loh, Ra," ujar Alan tenang. Ia menjaga agar emosinya tetap stabil. Mau tidak mau ia merasa gugup.

Menyadari bagaimana perasaan sang kekasih, Natasha tiba-tiba menggenggam tangan Alan. Itu adalah untuk yang pertama kalinya. "Sebentar lagi giliranmu. Tapi kamu pasti bisa. Aku percaya," ujarnya memberi semangat.

Ketika mendengar cara Natasha menyebut Alan, Tiara langsung terperanjat. "Eh? Udah berubah? Ngga 'lu-gua' lagi nih? Kok aku baru tahu?"

"Napa? Lu cemburu nih ceritanya?" goda Natasha balik.

"Dih, cepet banget berubahnya. Giliran sama Alan 'kamu-aku', balik ke aku jadi 'lu-gua' lagi. Emang ya. Bucin kan. Apa kataku dulu?" Tiara merasa bangga akan prediksi yang dulu pernah dinyatakannya. "Dan hei, aku ngga cemburu ya, tolong. Kan aku ada Jason." Ia menjulurkan lidahnya pada sahabatnya.

Natasha mendelik. "Hah? Lu mesti cerita ya. Diem-diem aja deh," ujarnya, menyikut lengan Tiara. "Eh tapi udah ah. Jangan ganggu konsentrasi Alan." Ia meminta ketenangan untuk memberi situasi yang kondusif bagi Alan.

Tiara yang biasanya cerewet pun menurut. Ia tersenyum-senyum sendiri melihat betapa perhatiannya sahabatnya yang tomboy pada kerabatnya. Dalam hati ia merasa seperti seorang mak comblang yang berhasil menjalankan tugasnya.

"Alan Kim." Seorang wanita muncul dari balik pintu.

"Ya, Bu?" Yang dipanggil menjawab.

"Siap-siap ya. Setelah mahasiswa ini keluar, kamu langsung masuk saja." Wanita tersebut memberitahu.

Alan mengangguk dan berterima kasih padanya. Ia merapikan jasnya dan menggenggam dokumen di tangannya sedikit lebih erat. Begitu mahasiswa yang sebelumnya keluar dari ruangan, ia pun masuk.

Pacarku Op(p)a SahabatkuWhere stories live. Discover now