32 Asumsi Publik

6 3 2
                                    

Selalu dinilai sebagai pasangan yang selalu lengket, ketidakberadaan Alan di sisi Natasha dianggap hal yang tidak biasa. Topik mengenai 'Dreamy Couple' kembali mencuat di permukaan dalam forum mahasiswa.

Agaknya memang inilah resiko menjadi populer. Diam pun tetap diperhatikan. Belum lagi ternyata mereka sudah punya fanbase yang entah bagaimana bisa terbentuk. Padahal mereka tampak di publik sejak hebohnya kejadian di kantin sampai kelulusan Alan hanya terhitung enam bulan.

Topik itu sedikit banyak memperbincangkan tentang apakah 'Dreamy Couple' masih bersama. Beberapa berasumsi keduanya sudah berpisah, beberapa memberikan bukti bahwa mereka masih bersama. Ada foto-foto dari paparazi tersembunyi yang menunjukkan kebersamaan mereka di luar kampus.

Sejauh ini yang Natasha ketahui, fanbase tersebut hanya beranggotakan mahasiswa dari universitasnya. Namun teori itu terpatahkan pada hari ia berkompetisi.

"Eh, eh. Bukannya ini Natasha si cewe Dreamy Couple itu ya?" Tiga orang gadis yang duduk di belakangnya berbisik. Mereka berpikir bahwa Natasha memakai headset dan tidak akan mendengar perbincangan mereka.

"Ya ampun, selama ini kita cuman ngikutin dari sosmed sekarang muncul di depan kita."

"Ih, aku jadi kepingin kenalan. Sebenernya apalagi sama Alan-nya. Kira-kira dia bakalan dateng kesini untuk nonton Natasha ngga ya?"

Natasha diam-diam terkekeh geli mendengarkan rumpian mereka. 'Gila, berasa kaya selebriti aja gua. Perasaan gua sama Alan ngga heboh lagi, kenapa masih jadi omongan ya? Eh, tapi Alan jadi kesini ngga ya? Kenapa gua jadi ngerasa membebani dia waktu undang dia datang kesini? Mana tahu dia tipe yang bakalan support gua ngga peduli lagi ada situasi apapun.'

Masih ada kira-kira tiga puluh menit lagi sebelum putaran semifinal berlangsung. Dalam masa istirahat sejenak ini, ia menambah energi dari cemilan yang dibawakan khusus oleh sang kekasih dan mamanya sebelum berangkat ke kantor pagi ini.

Situasinya saat ini mengingatkan masa SMA-nya ketika mengikuti kompetisi. Namun ada perbedaan mencolok antara kedua masa ini. Dulu ia menjadi pemain penting dalam tim basket dan selalu ada banyak pendukung pada setiap pertandingan. Sedangkan kini hanya ada dirinya dan calon dosen yang ditugaskan menemani.

Itulah pemuda yang malam itu mengantarkan Natasha pulang ke kos. Namanya Bobby, mahasiswa Sastra Inggris yang baru saja lulus dan kini sedang menjalani masa penjajakan sebelum menjadi dosen yang sesungguhnya.

"Nat, aku dapat info katanya ada perubahan mendadak." Bobby datang menghampiri setelah mengurus sesuatu.

"Hah? Kenapa, Kak?" tanya Natasha terkejut pada pemuda yang tak mau dipanggil 'Pak' terlepas dari posisinya sebagai calon dosen itu.

Bobby duduk menyebelahi Natasha. "Ternyata ditemukan kecurangan. Jadi, topik yang harusnya untuk putaran ini bocor. Ada kampus yang udah nyiapin mahasiswanya pidato-pidato ini sebelumnya. Makanya untuk putaran ini jadinya impromptu. Topik baru bakalan dikasih nanti on the spot," ia menjelaskan panjang lebar.

"Oh...," tanggap Natasha santai.

Kerutan di dahi Bobby nampak berlapis-lapis. "Kok ngga panik?" tanyanya heran.

Natasha menggaruk kepalanya. "Kenapa harus? Bukannya konsepnya jatuhnya sama aja ya? Impromptu juga kan dari awal," ucapnya.

"Oh iya juga ya." Bobby terkekeh, baru menyadari.

"Kakak panik ih. Padahal kan aku yang lomba." Natasha tertawa kecil.

Mata Bobby tiba-tiba terarah pada pipi Natasha. "Nat, sori ya. Ada remahan roti," katanya kemudian menyentuh pipi gadis itu untuk membersihkannya.

Pacarku Op(p)a SahabatkuWhere stories live. Discover now