Sembilan

1.2K 73 3
                                    

Tepat pukul 17.00 WIB pesawat Alexa dan timnya sudah landing di Bandara Soekarno-Hatta.

Cukup melelahkan bagi Alexa yang saat ini kaki kirinya terkilir karena sebuah tragedi setelah pulang dari lapangan.

Flashback on
Alexa memasuki kamarnya masih dengan emosi atas kejadian bersama Teddy pagi ini.

Dia tidak pernah di perlakukan seperti ini, lantas apa hak Teddy melakukan hal ini?

Jika dia ingin bercanda dengan Alexa, ini sudah kelewatan.

Alexa akhirnya membuka air botol yang dari tadi dia beli.

Alexa menghabiskan sebotol minuman itu dalan satu teguk.

Setelah itu dia segera berjalan ke arah meja tempat telpon hotel berada. Dia segera menekan nomor Sinta disana.

Ya, Alexa akan menghubungi Sinta sesuai perintah mamanya tadi. Setelah tersambung, Alexa menceritakan semua kejadian tadi kepada Sinta.

Sinta hanya bisa menyuruhnya bersabar dan akan membicarakan hal ini kepada Axel.

Dia bukan anak yang suka  mengadu kepada orang tuanya. Tapi untuk hal ini Teddy sudah keterlaluan menurutnya.

"Mandi mungkin bisa buat gue lebih tenang." Ucapnya setelah mematikan sambungan telepon, lalu mengambil handuk di lemari hotel.

Berjalan ke arah kamar mandi dan...
BRUGGG
Dia terjatuh tepat di depan kamar mandi karena menabrak sebuah meja yang tak jauh dari situ dan membuat kaki kirinya jadi terkilir.

"Awhhh!!!" Ringis Alexa, sambil berusaha berdiri.

"Kurang apa lagi penderitaan gue hari ini!." Gerutu Alexa yang akhirnya memaksakan dirinya melanjutkan perjalanannya menuju kamar mandi.

Flashback Off

______________________

Alexa akhirnya masuk di kamarnya setelah dibantu Bi Siti, ART yang sudah bekerja dengan keluarganya sejak dia masih umur 7 tahun.

Hari ini rumahnya sepi karena kedua orang tua dan kakaknya harus bekerja.

"Mbak mau saya siapin apa untuk makan malam?" Tanya Bi Siti setelah berhasil membawa Alexa duduk di ranjang empuknya.

"Bibi ngak usah nyiapin makan malam, soalnya tadi Febi udah chat aku katanya mau datang bawa makanan hehehe. Ntar bibi juga makan bareng saya aja, Febi bawanya pasti banyak kok."

"Wah, mbak Febi mau datang. Udah lama banget yah mbak Febi ngak dateng." Bi Siti sangat akrab dengan Febi karena Febi sering menginab di rumah Alexa.

"Yaudah kalau gitu mbak, nanti kalau mbak butuh apa-apa, sebut nama saya 3 kali. Saya pasti ngak akan dateng."

"WAHAHAHAHA. Bibi ada-ada aja." Bi Siti memang selalu bisa membuat Alexa tertawa seperti ini.

"Karena mbak udah ketawa, saya pamit dulu." Kata Bi Siti yg di jawab sebuah anggukan dari Alexa yang masih tertawa.

______________________

Sementara di rumah dinas Bapak Prabowo, Rezky, Najif, Agung, Deril dan Lino sedang duduk mengelilingi sebuah paperbag yang berada di meja ruang tamu.

"Ini bang Teddy pulang kampung ole-olenya ini?" Tanya Najif memulai pembicaraan.

"Masalah ini ngak bisa kita pake Jif, ini tuh pakaian wanita. Yakali bang Teddy bawain kita beginian." Jawab Rezky dengan mata tetap fokus pada paper bag itu.

"Ei, ngapain loe pada?" Tanya Teddy setengah berteriak menyadarkan teman-temannya itu.

"Loe serius bang ole-ole buat kami yang ini?" Tanya Deril sambil menunjuk paper bag itu.

TraumaWhere stories live. Discover now