Delapan Belas

1.1K 80 9
                                    

Setelah beberapa waktu mereka membahas tentang pekerjaan dan keluarga Teddy, dan beberapa kali membahas Alexa dan keluarganya, serta kejadian hingga totebag dan handphone Alexa bisa berada padanya.

Akhirnya Rama mulai bertanya mengenai tujuan utam Teddy datang menemui mereka, meskipun Axel sudah memberitahukan keluarganya mengenai hal ini.

"Jadi nak Teddy datang hari ini untuk izin mendekati anak saya?" Tanya Rama mulai serius.

"Iya om, saya tahu Alexa itu wanita yang sangat berarti di keluarga ini. Maka dari itu, saya harus meminta izin dulu sebelum mendekatinya." Ucap Teddy sambil menatap mata Rama.

"Apa nak Teddy ngak ngerasa buru-buru mau mendekati Alexa? Kalian baru bertemu seminggu yang lalu kan?" Tanya Sinta.

"Dilihat dari segi waktu memang terkesan sangat cepat, tante. Tapi saya tetap merasa harus meminta izin pada kalian perihal hal ini sekarang, karena pekerjaan saya yang tidak banyak waktu longgar. Jangan sampai saya sudah terlalu jauh mendekatinya tapi belum izin sama kalian sebagai orang tuanya."

"Untuk izin mendekati mungkin saya akan berikan Teddy, tapi untuk memastikan respon dari Alexa, saya tidak tahu. Karena saya dan mamanya sudah berusaha beberapa kali untuk mendekatkan dia dengan lelaki pilihan kami tapi tidak ada yang dia respon." Ujar Rama.

"Sebelumnya kamu pernah menjalin hubungan dengan wanita lain?" Tanya Sinta yang semakin membuat Teddy gugup.

Teddy tertunduk pelan.
"Saya pernah menikah tante, dan digugat cerai setelah 6 bulan pernikahan." Jawabnya masih tertunduk.

Sinta dan Rama cukup kaget mendengarnya, sedangkan Axel yang tahu kejadian itu hanya menatap ibah pada Teddy.

"Maaf saya lancang menanyakan hal ini." Ucap Sinta dengan rasa bersalah.

"Hmm nak, Teddy. Sebenarnya Alexa juga punya kenangan pahit yang membuat dia tidak memiliki hubungan spesial dengan siapapun hingga kini." Rama mulai menceritakan kejadian saat Alexa masih SMA, dan setelah mengetahui informasi ini, Teddy mulai paham dengan yang dikatakan Deril tempo hari.

"Apakah kamu siap menunggu dia untuk bisa melepaskan kenangan pahitnya itu nak?" Tanya Rama setelah selesai menceritakan masa lalu Alexa.

"Saya akan menemani proses Alexa untuk sembuh tante, om. Dan sebenarnya saya juga harus bertanya, apakah tante dan om bisa menerima masa lalu saya sebelum saya mendekati Alexa? Saya belum menceritakan hal ini kepada Alexa karena saya butuh waktu yang tepat." Tanya Teddy yang sekarang sudah kembali menatap Sinta dan Rama.

"Untuk kami, masa lalu kamu itu bukan masalah. Tapi kami tidak mau kejadian itu terjadi pada anak kami, jelas kamu mengetahui alasannya bukan?" Jawab Rama.

"Kamu bisa janji, nanti waktu kamu sudah dekat bahkan akan melangkah ke arah yang lebih serius bersama Alexa, kejadian di masa lalumu tidak akan terulang?" Tanya Sinta juga.

"Saya pasti akan mengusahakan hal itu tante, om. Dan jika nanti kami memang tidak berjodoh, saya akan kembali ke hadapan tante dan om untuk mengatakannya, sama seperti saat ini saya datang meminta izin untuk mendekati Alexa." Jawab Teddy gentle.

"Baiklah, kami titip Alexa sama kamu. Tapi maaf, dia masih mempunyai pawang yang akan selalu memantau kalian." Ucap Rama melirik Axel yang sejak tadi hanya terdiam.

"Loe apa-apain adik gue, gue suntik formalin loe!" Ancam Axel, yang membuat mereka bertiga tertawa.

Flashback Off

______________________

Ini hari kelima Alexa berada di Kalimantan, kesibukannya beberapa hari ini cukup menyita banyak waktunya hingga tidak sempat menghubungi siapapun yang tidak berkaitan dengan perusahaan.

TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang