Empat Puluh Lima

797 86 16
                                    

"Sayang! Alexa pergi!" Pekik Axel pada Febi setelah menerima telepon dari Bi Siti.

"Hah?! Dia kemarin mau dinas keluar kota kan?"

"Iya, kemarin dia juga bilang ke orang rumah. Tapi tadi Bi Siti mau bersihin kamarnya tapi semua barangnya udah ngak ada. Termasuk foto keluarga yang ada di kamarnya."

"Sayang, Alexa bakalan baik-baik aja kan?" Tangisan Febi pecah.

Axel segera mencoba menghubungi Alexa.

"Nomornya udah ngak aktif."

"Kita harus hubungin tante Sinta dan om Rama."

"Oke, aku hubungin dulu." Ucap Axel lalu segera menghubungi ibunya.

"Halo Mam, bisa pulang hari ini?"

"Kenapa sayang? Kamu ngak apa-apa?"

"Aku ngak apa-apa. Tapi Mam dan Pap harus pulang hari ini."

"Oke sayang, Pap dan Mam bakalan cari penerbangan tercepat." Jawab
Sinta yang mulai khawatir.

______________________

"Bang! Alexa hilang!" Pekik Agung setelah membaca salah satu informasi dari media sosial yang menginfokan mengenai hilangnya putri semata wayang Rama Adinata, salah satu pengusaha besar Indonesia.

Teddy mencoba menelaah perkataan Agung barusan. Beberapa hari lalu dia masih melihat Alexa di sekitar rumah sakit tempat Mila dirawat, lalu kenapa sekarang sudah ada kabar ini?

"Bang? Pacar loe hilang bang?! Loe kenapa cuma diam!" Sentak Agung yang tidak habis pikir dengan Teddy tidak berbuat apapun.

Masih belum ada tanggapan sama sekali dari Teddy, membuat Agung segera bangkit berdiri.

"Gue bakalan minta bantuan buat nyari Alexa. Ngak guna bicara sama loe!" Ujar Agung lalu meninggalkan Teddy yang sejak tadi hanya terdiam.

______________________

"Mila!" Panggil Teddy pada Mila yang sedang duduk di ranjang rumah sakit

"Iya Mas! Ada apa?"

Teddy mendekati wanita itu.
"Ini makanan pesanan kamu." Ucapnya sambil meletakkan sebuah paperbag makanan di meja rumah sakit.

"Makasih yah Mas! Mas emang terbaik. Mas udah makan? Yuk makan bareng aku." Ujar Mila yang segera membuka paperbag itu.

"Saya sudah makan sebelum kesini."

"Yah, kalau gitu mas temenin aku makan aja yah?"

"Hmm."

Teddy hanya duduk memainkan handphonenya sambil menemani Mila menyantap makanan yang dia bawahkan.
______________________

Teddy menyusuri lorong rumah sakit itu, pikirannya sedang kacau sekarang.

Dia sudah mencoba menghubungi semua keluarga Alexa, tetapi tidak ada satupun yang meresponnya. Bahkan Axel sudah memblock nomornya.

Brugh

Seseorang yang memakai tongkat ketiak tiba-tiba saja jatuh di hadapan Teddy.

"Axel!" Ucapnya lalu segera membantu Axel kembali berdiri.

"Lepasin gue!" Tolak Axel sambil menghempaskan tangan Teddy, tetapi Teddy tetap berusaha membantu Axel hingga bisa berdiri.

______________________

Setelah dibantu oleh Teddy, akhirnya Axel membiarkan Teddy mengantarnya hingga ke kamar rawat inapnya.

"Xel, maaf gue baru bisa nengokin loe sekarang, gue pun baru aja tahu loe sakit karena tadi."

"Loe minta maaf cuma buat itu?" Pertanyaan Axel membuat lelaki itu terdiam, dia paham dengan maksud pertanyaan Axel barusan.

"Persoalan Alexa..." Teddy menggantung kalimatnya.

"Gue sadar itu salah gue." Teddy menunduk

"Gimana hubungan loe sama Mila? Udah sejauh mana sekarang?" Pertanyaan Axel membuat Teddy mengangkat kembali wajahnya.

"Loe tahu Mila udah di Jakarta?"

"Bahkan Alexa udah tahu dia, Ted! Tapi udahlah, itu urusan loe. Yang terpenting sekarang, loe jangan berani nemuin gue maupun keluarga gue. Saat ini kami belum tahu dimana Alexa, jadi jangan buat masalah ini lebih berat."

"Tapi Lex..."

"Sekarang loe keluar dari ruangan ini, gue anggap kita ngak pernah jadi temen selama ini!" Axel berdiri membukakan pintu kamar rawat inap itu untuk mempersilahkan Teddy pergi.

Teddy segera bangkit berdiri dan keluar dari ruangan itu.

______________________

Setelah 3 bulan pencarian yang dilakukan keluarga Alexa juga dibantu oleh polisi tidak membuahkan hasil apapun.

Alexa sudah menyusun rencana ini betul-betul matang, hingga tidak ada satupun dari orang yang mengenalnya dapat mengetahui dimana Alexa sekarang.

Dia bahkan sudah menyerahkan surat pengunduran dirinya sebelum dia pergi.

Axel yang kini sudah keluar dari rumah sakit hanya bisa memantau pencarian Alexa melalui orang-orang bayarannya.

Rama dan Sinta pun tidak tinggal diam. Mereka terus menghubungi kenalan mereka di berbagai tempat untuk membantu melakukan pencarian Alexa. Bahkan terkadang mereka berdua harus mengecek langsung ke berbagai tempat yang mendapatkan info tentang Alexa.

"Pap, apa adek baik-baik aja?" Tanya Sinta saat mereka berdua duduk di ranjang Alexa.

"Mam, kita ngak boleh berpikir negatif. Kita harus doain adek, biar adek baik-baik dimanapun dia berada." Rama merangkul Sinta yang kembali terisak.

"Tapi Mam kangen sama adek Pap."

"Pap, juga kangen sama adek, Mam. Kalau gitu malam ini kita tidur di kamar adek aja yah."

"Iya Pap."

______________________

"Adek!" Panggil Patris saat anak lelakinya itu memasuki rumah.

Teddy menghentikan langkahnya dan menatap Patris yang sudah duduk di ruang tamu, sepertinya dia sudah menunggunya dari tadi.

"Ada apa Ma?"

"Kenapa kamu masih berhubungan sama Mila?" Tanya Patris tegas.

"10 tahun lalu, mama udah bilang ke kamu. Kematian Syaril itu bukan kesalahan kamu, gugur dalam tugas itu sudah konsekuensi sebagai abdi negara. Tapi apa sekarang? Kamu ngorbanin kebahagiaan kamu demi perasaan bersalah kamu?!"

"Bahkan Alexa hilangpun kamu ngak ada usaha buat nyariin dia, dan ngak ngasih tahu mama! Mama kecewa sama kamu Teddy!"

"Tapi Ma..."

"Besok mama dan papa akan pulang ke Solo, ngak ada gunanya kami disini kan? Malah buat kamu ngak bisa lakuin apa yang kamu suka."

"Ma..." Teddy tidak melanjutkan ucapannya karena Patris yang sudah berjalan ke kamarnya.

______________________

🎵You close your eyes and leave me naked by your side

Ringtone handphone yang terletak di dekat nakas membuat Teddy segera berjalan mengambil handphone itu.

"Halo Mila, ada apa?"

"Mas, aku mau jalan-jalan sama kamu."

"Maaf yah, tapi sekarang saya sedang istirahat. Besok boleh?"

"Mas, kamu tegah. Mas Syaril ngak pernah nolak kalau aku ajakin jalan."

Teddy menghembuskan nafas beratnya.

"Saya kesana sekarang."

■■■■■■■■■■■■■■

Hayo hayoo siapa yang kesal sama Mas?

Hmm, jujurly author jadi ikut sakit hati sama Mas 🥲

Jangan lupa koment dan votenya, author tungguin yah.

Selamat membaca

See youu🥰

TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang