Enam Belas

1.1K 83 3
                                    

Selama meeting, Alexa hanya banyak mencatat dan berbicara seperlunya.

Bertemu dengan Riki membuat pikirannya runyam seketika.

Hingga meeting selesai pun, dia hanya terdiam. Michael yang menyadari Alexa ada yang berbeda hari ini tidak langsung keluar dari ruangan meeting saat klien mereka sudah keluar.

"Alexa? Kamu baik-baik saja?" Ucap lelaki yang seumuran dengan ayah Alexa.

"Ngak Pak, saya baik-baik saja. Sepertinya kurang istirahat saja."

"Oh iya, saya dengar dari Ardy kamu pulang jam 1 tadi malam yah? Sekarang kamu beresin barang kamu dan kembali ke rumah, istirahat sampai besok."

"Saya masih kuat kok Pak."

"Ngak, ini perintah. Kerjaan kamu biar Bimo yang pegang. Besok kamu juga saya liburkan."

"Bapak tidak sedang ingin memecat saya kan?"

"Ya ngaklah. Saya cuma ngak mau kamu sakit, minggu depankan kita harus ke Kalimatan."

"Baik kalau begitu. Terima kasih Pak. Saya izin pamit kembali ke ruangan saya." Ucap Alexa lalu berpamitan.

______________________

Akhirnya Alexa menginjak lagi tempat dapat menenangkan dia.

Tempat yang selalu dia datangi saat pikirannya sudah hancur.

Sudah 2 tahun ini dia tidak pernah kesini karena dia masih bisa mengontrol pikirannya. Tapi sekarang dia harus datang lagi.

Sebuah danau yang menangkan yang dia temukan 9 tahun lalu ini memang sepi, hanya ada beberapa pengunjung karena tidak ada yang menarik dari danau ini, selain ketenangan, dan hanya itu yang Alexa butuhkan sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah danau yang menangkan yang dia temukan 9 tahun lalu ini memang sepi, hanya ada beberapa pengunjung karena tidak ada yang menarik dari danau ini, selain ketenangan, dan hanya itu yang Alexa butuhkan sekarang.

Sejak keluar dari kantor hingga sore ini, handphonenya dia matikan agar tidak ada yang mengganggunya.

"Gue kira setelah 10 tahun, gue bakalan lupain semua kejadian itu. Sejak kejadian malam itu, bahkan gue ngak mau ketemu sama teman-temannya dan bahkan gue harus home schooling biar bisa ngehindar. Kenapa harus sekarang saat gue udah bisa bangkitin rasa percaya diri, gue ketemu mereka lagi?" Ucap Alexa sambil menatapi air danau yang tenang.

Ya, rasa traumanya kembali setelah dia bertemu dengan Indah dan Riki tadi pagi. Alexa mengenal mereka.

Indah adalah pacar Rian, yang dia ceritakan sebelum mereka berpisah malam itu.

Dan Riki? Yah, dia adalah salah satu orang yang membuat traumanya ini terjadi. Orang yang ikut dalam pertaruhan Rian dan teman-temannya.

Rian memang sudah tidak ada, tapi dendam untuk mereka masih ada. Alexa tahu ini salah. Tapi apakah mereka juga tahu bahwa ini dapat membuat dia seperti ini? Bahkan keluarga besarnya menganggap dia tidak normal karena traumanya ini.

Hingga saat ini pun, tidak ada dari teman-teman Rian yang meminta maaf untuk kejadian itu pada Alexa, dan malah menyalakan Alexa atas kematian Rian.

Ini sangat tidak adil untuknya.

TraumaWhere stories live. Discover now