Dua Puluh Satu

1.2K 89 10
                                    

Alexa merapikan barangnya sebelum keluar dari kantornya. Dia harus segera pulang sebelum Teddy datang.

Drrtt... drrtt

Suara panggilan dari hpnya yang diubah menjadi mode getar menghentikan aktivitasnya.

"Pak Michael, ngapain dia nelpon sekarang?! Huftt." Gerutunya.

"Halo, Alexa sekarang kamu ada dimana?" Tanya Michael, CEOnya itu.

"Halo Pak, saya di ruangan saya. Tapi sudah ber....." Kalimat jawaban Alexa terpotong oleh Michael.

"Ok bagus, sekarang kamu segera ke caffe dekat kantor. Kita akan meeting dengan PT. Java Insurance 30 menit lagi." Ucap Michael yang membuat Alexa memasang muka kecutnya.

"Baik Pak." Hanya itu yang dapat Alexa jawab sebelum Michael memutuskan sambungan teleponnya.

"Sialan tuh Indah dan Riki! Ngak tahu apa gue lagi lelah lelahnya di kehidupan ini, malah dateng ngerecokin." Alexa mentouch up make upnya sebelum berjalan meninggalkan ruangannya.

Sesampainya di parkiran, dia lebih terkejut lagi karena mobilnya tidak ada di parkiran. Dan sudah ada mobil Pajero Sport Dakar hitam yang terparkir di tempat mobilnya terparkir.

"Tadi gue parkirnya disini kok. Gue kan selalu markir disini, tapi kok ini ngak ada yah? Dan malah ada mobil lain." Ucapnya seraya berjalan ke arah tempat dia memarkirkannya mobilnya tadi pagi.

Alexa celingak celinguk memutari mobil itu. Jangan sampai mobilnya diinjak oleh mobil orang ini, dan membuat mobilnya yang seksi menjadi penyet.

"Masuk!" Ucap seseorang dari belakang Alexa saat dia sudah melewati pintu sopir.

Suara itu berasal dari dalam mobil yang saat ini kacanya terbuka setengah.

Alexa membalikkan tubuhnya pada asal suara tersebut.

"Mas bilang masuk!" Ucap orang itu sekali lagi, ya dia adalah Teddy.

"Ngak mau! Saya mau cari mobil saya Pak." Ucap Alexa kembali mencari mobilnya, dan juga kembali memanggil Teddy dengan sebutan "Pak".

"Mobil kamu udah saya kirim ke rumah kamu." Alexa kembali membalikkan tubuhnya mendengar perkataan Teddy barusan.

Teddy akhirnya turun dari mobilnya dan segera menghampiri Alexa yang kini berada di depan mobilnya.

Otak Alexa masih mencoba berpikir apakah Teddy serius dengan perkataannya tadi ataukah cuma bercanda.

"Gimana bisa Bapak kirim mobil aku ke rumah?" Ucap Alexa selidik.

"Kan kamu nitip kuncinya ke satpam. Ya pastinya saya tidak ada kesulitan untuk mengirim mobil itu ke rumah kamu."

Sial! Alexa memang selalu menitipkan kunci mobilnya pada satpam, dan hal ini diketahui oleh Axel. Tidak salah, Teddy pasti diberi tahu oleh Axel.

"Yuk masuk, saya mau ajak kamu jalan-jalan. Tenang saja, saya sudah izin ke orang tua dan kakak kamu." Ucap Teddy lagi sambil menggandeng tangan Alexa yang langsung dilepaskan oleh Alexa.

"Pak, tolong yah saya bukan wanita gatal yang suka rebut pasangan orang lain. Silahkan Bapak pulang! Saya masih harus menghadiri meeting." Ucap Alexa lalu berjalan keluar dari parkiran.

Baru dua langkah Alexa berjalan, dengan cepat Teddy menggendongnya dan memasukkannya ke mobilnya, dan segera memasangkan sealbelt pada Alexa sebelum dia masuk ke kursi kemudi dan segera mengunci pintu.

"Pak apasih? Bapak ngak denger saya ngomong apa?! Saya ini ngak mau jadi wanita perebut!" Kata Alexa mulai emosi sambil mencoba melepaskan seatbelt yang dipasang Teddy tadi.

TraumaWhere stories live. Discover now