Empat Puluh Sembilan

815 86 8
                                    

Semua anggota keluarga Teddy sudah berada di bandara untuk mengantarkan Teddy.

Dan sejak tadi Teddy celingak celinguk mengharapkan kedatangan Alexa. Cincin Alexa dia gantungkan di masukkan dalam kalau dogtagnya.

"Kamu nyari siapa sih daritadi? Kita semua udah ada disini loh dek." Tanya Tika yang bingung dengan kelakuan Teddy.

"Mau nyari Alexa kak. Pasti dia dateng."

"Hah? Alexa udah ketemu?" Tanya Tika dengan muka berseri.

"Hmm, dia datang ke rumah 3 hari yang lalu. Tapi ngak ketemu sama aku. Kemarin Axel juga ngasih aku barang-barang yang bakalan aku pakai selama aku pendidikan yang disiapin Alexa sebelum dia pergi."

"Terus tahu dia datang darimana?"

"Dari Mila. Alexa juga ngembaliin cincin yang aku kasih lewat Mila." Jelas Teddy sambil memperlihatkan cincin itu.

Tika menatap tajam adiknya itu.

"Ngak usah berharap lagi Alexa datang nemuin kamu sekarang. Ngak bakalan. Dia udah ketemu sama Mila di rumah kamu, kamu mikir ngak apa yang Alexa pikirin soal kamu dan Mila?"

"Ya, makanya kemarin aku cari dia lagi. Pas aku di danau yang sering dia datengin, aku ngerasa ada orang yang merhatiin aku dari belakang tapi pas aku cek orangnya udah ngak ada, tapi aku yakin itu Alexa, Kak."

"Dek, wanita kalau udah disakitin itu susah sembuhnya, dan proses penyembuhannya itu beda-beda. Jadi saran kakak, sekarang kamu fokus pendidikan sekaligus memperbaiki diri kamu sendiri. Setelah kamu pendidikan, kamu sudah siap untuk menyelesaikan urusan kamu dengan Alexa. Kakak yakin, kalau kalian emang berjodoh, Alexa ngak akan kemana-kemana kok." Nasihat Tika panjang lebar.

Teddy terdiam memikirkan perkataan Tika, hingga panggilan keberangkatannya sudah terdengar.

"Maaf Mas."
_____________________

Perlahan Alexa memarkirkan mobilnya di parkiran rumah yang sudah dia tinggalkan selama empat bulan.

Yap, Alexa memilih untuk pulang karena tidak tegah dengan kedua orang tuanya dan kakaknya yang tidak fokus pada kerjaan mereka karena mencari Alexa.

"Mbak Alexa!" Teriak Bi Siti saat membukakan pintu untuknya.

Mendengar teriakan Bi Siti, Rama, Sinta dan Axel segera menghampiri Bi Siti.

"Adek!" Pekik mereka bertiga bersamaan.

Alexa langsung menghamburkan pelukannya pada keluarga kecilnya itu.

"Kamu dari mana aja Dek? Kenapa baru pulang sekarang?" Ucap Sinta sambil menangis.

"Pap, Mam, Kakak udah lama nungguin kamu." Timpal Rama.

"Maafin Alexa, Pap, Mam, Kakak. Alexa kangen kalian." Ucap Alexa yang mulai terseduh.

"Maafin kakak juga, Dek. Ngak bisa jagain loe." Ucap Axel yang lebih terseduh dibanding kedua orang tuanya.

"Masuk dulu yuk! Ngak enak dilihat tetangga." Ucap Rama perlahan melepaskan pelukannya.

Mereka berempat lalu berjalan ke ruang keluarga, dengan Alexa yang mengaitkan tangannya pada Rama dan Sinta.

______________________

"Adek udah makan?" Tanya Sinta saat mereka semua sudah duduk di ruang tamu.

Alexa mengangguk.

"Mau makan pizza lagi ngak? Gue pesenin." Tawar Axel.

Alexa menggeleng.

"Adek mau istirahat dulu? Capek kan pasti." Rama ikut bertanya pada Alexa.

TraumaWhere stories live. Discover now