Chapter One

146 13 16
                                    

Confession&Reject

"Mau sampai kapan lo liatin dia terus?"sindir Kahla sembari mengaduk jus mangganya dengan jengkel.

Chaesya tersentak dengan suara Kahla lalu tersenyum segan.

"Iri? Bilang,"

Kahla mendelik. "Dasar gila, kalau ngeliatin doang gue juga bisa kecuali kalau lo berhasil memiliki dia,"

Chaesya mendecakkan lidahnya. Perkataan Kahla menohok hatinya. 

"Lagian apa enaknya sih suka sama kakak kelas? Suka ama orang yang seangkatan aja banyak halangannya apalagi suka sama orang yang di angkatan atas?" Kahla menyeruput jus mangganya setelah mengatakan pertanyaan yang sering ia lontarkan pada Chaesya. 

"Begini ya Nyonya Kahla yang selalu mengomentari apa yang gue suka, mending lo buruan suka sama orang biar bisa ngerasain apa yang gue rasakan sekarang,"balas Chaesya dengan senyum manis yang dibuat-buat.

Kahla menoyor kepala Chaesya dengan gemas. Chaesya hanya dapat meringis dan kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda akibat ulah Kahla.

"Apa gue harus nyatain cinta gue supaya dia bisa benar-benar melihat gue?"gumam Chaesya lebih kepada dirinya sendiri. 

Kahla memukul punggung Chaesya membuat Chaesya berteriak kesakitan. 

"Anjir! Sakit bego!"

Chaesya baru menyadari kalau kawannya sedang tersedak dan dengan cepat ia memukul punggungnya dengan keras. 

"Gila!"

Kahla berdesis lega sembari mengelus punggungnya yang menjadi korban pukulan. 

"Baru kali ini gue menemui orang kayak lo. Gue lagi keselek bukannya dikasih air putih malah dipukul. Otak lo kepinteran,"sembur Kahla dan segera meminum air putih yang di hadapannya dengan rakus.

Chaesya meringis merasa bersalah. "Ya, elonya tiba-tiba mukul punggung gue. Gue juga kesakitan tau,"

Kahla mengibaskan tangannya. "Back to the topic, lo serius mau nyatain cinta lo ke Nugraha?"

"Eh, ya kali. Gue masih waras kali, Kah,"balas Chaesya dengan nada sambil lalu.

Kahla bergumam. "Gak ada salahnya juga sih kalau lo nembak dia,"

Chaeysa menoleh dengan senyum sumringah. "Serius?"

Kahla mengangguk mengiyakan. "Siapa tau setelah lo nembak dia,  Nugraha bakal menyadari kehadiran lo dan mencoba untuk mencintai lo. Iya kan?"

Chaesya tersenyum lebar. Benar juga. Terkadang omongan sahabatnya masuk akal juga.

Ya, Chaesya bertekad hari ini setelah sepulang sekolah ia akan menyatakan cintanya pada Nugraha. 

[-]

"Sya, gue ke toilet bentar ya. Lo kalau mau nemuin Nugraha duluan aja, sekarang dia ada di lapangan kan?"

Chaesya mengangguk dan segera beranjak menuju lapangan. Sebelum ia benar-benar sampai di lapangan, ia memutuskan untuk pergi ke toilet terlebih dahulu. Ia mematut dirinya yang berada di cermin. 

Rambut rapi? Oke.

Seragam rapi? Oke.

Senyum manis? Oke.

Penampilannya sudah siap namun mentalnya belum siap sepenuhnya. Chaesya melirik arlojinya dengan gelisah dan sesekali melongokkan kepalanya untuk mengintip Nugraha yang berada tidak jauh dari tempatnya sekarang. 

Main RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang