Chapter Nine

60 6 7
                                    

Joined Because Him / Joined Because Her

"Sampai,"

Suara bariton milik Rizal nyaris membuatnya terkejut. Chaesya tersenyum sekilas lalu membuka pintu mobil. Ia berjalan menuju pagar rumahnya dan hendak mendorong, gerakannya terhenti karena Rizal memanggilnya.

Rizal sudah berada di luar mobil menatap Chaesya dengan intens. Memandang Rizal saat ini membuat Chaesya teringat kejadian di mall tadi saat mereka bergandengan tangan. Chaesya mengerjapkan matanya berusaha untuk mengenyahkan ingatannya. 

"Apa?"tanya Chaesya berusaha terdengar wajar.

Rizal menatap Chaesya lamat-lamat. "Soal hari ini, makasih,"

Setelah mengatakan dua kalimat itu, Rizal kembali memasuki mobilnya lalu menjalankannya hingga menghilang di belokkan.

Chaesya terkekeh pelan. Untuk apa ia berterimakasih? Lagipula ia ikut karena Rizal memaksanya. 

[-]

Pelajaran berlangsung seperti biasa. Chaesya sibuk memperhatikan guru di depan, Kahla juga demikian karena UTS sudah di depan mata. Mereka memang mengakui kemampuannya yang lemah dalam bidang akademis pun berusaha semaksimal mungkin. 

Hingga bel pergantian pelajaran berbunyi, suara helaan napas juga sorakan gembira terdengar di setiap sudut kelas. Chaesya merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal sementara Kahla menjatuhkan kepalanya di atas meja. 

Karena UTS sudah di depan mata, guru-guru dalam bidang tertentu sengaja mengajar cepat untuk mengejar materi yang tertinggal. 

"Gue bahkan gak tau tuh guru ngomong bahasa apaan,"gerutu Chaesya sembari memasukkan buku-bukunya di kolong meja lalu mengeluarkan buku fisika dan menaruhnya di atas meja.

Kahla juga melakukan hal yang sama. "Gue bahkan gak tau tuh guru ngajar apaan,"

Mereka berdua serempak menjatuhkan bahunya dengan lemas. 

"Siap-siap aja gue didepak ortu gue," Kahla menatap Chaesya frustasi. 

Chaesya menepuk punggung Kahla penuh simpati. 

"Anak-anak,"

Kontan, Chaesya dan Kahla menegakkan tubuhnya karena menyadari guru yang berdiri di depan kelas. Mereka pun menyadari kalau guru tersebut bukan guru fisika yang seharusnya mengajar sekarang.

"Siapa tuh?"bisik Chaesya pada Kahla.

"Kalau gak salah dia guru Bahasa Indonesia yang ngajar kelas 11,"papar Kahla sang informan yang tau segala hal tentang sekolah ini. 

Chaesya manggut-manggut paham lalu kembali memfokuskan dirinya ke guru tersebut.

"Saya Bu Rita, guru Bahasa Indonesia sekaligus guru pembimbing ekskul theater,"jelas bu Rita sembari membenarkan letak kacamatanya yang turun.

"Loh, sejak kapan sekolah kita punya ekskul theater?"bisik Chaesya, menyuarakan isi pikirannya.

"Sebenernya ekskul itu udah ada dari dulu, tapi gak terkenal karena kegiatannya yang gabut dan cuman sibuk pas ada acara sekolah doang. Dan kayaknya Bu Rita mau ngajak anak kelas 10 buat main drama di acara bulan bahasa nanti,"jelas Kahla memprediksi.

Main RoleWhere stories live. Discover now