Chapter Thirty Seven

26 1 0
                                    

Ego

Tiga hari berlalu sejak hari di mana Chaesya mengakui perasaannya pada Rizal. Ia masih belum memberi jawaban karena rasa bersalah itu masih menyiksanya. Liburan membuatnya kalut dalam pikirannya. Kalau seperti ini ia rasanya ingin masuk sekolah agar dapat melupakan masalahnya sejenak. 

"Kah,"panggilnya pelan.

Sudah tiga hari ini Kahla bermain ke rumahnya. Kehadiran Kahla dapat melupakan masalahnya untuk sejenak.

Sang pemilik nama hanya bergumam, mulutnya sibuk mengunyah snack dan matanya fokus pada drama yang tayang di tv.

"Gue jahat ya?"

Kahla memutar bola matanya jengah. "Please, Cha. Gue bosen denger pertanyaan itu. Lo udah nanya lebih dari lima kali!"

Chaesya mengubah posisi tidurnya agar menghadap Kahla. "Tapi, iya kan, gue jahat?"

Kahla menaruh bungkus snack di sampingnya lalu menggeser tubuhnya ke samping kasur Chaesya. "Gini ya, gue sebagai temen cuman bisa kasih tau. Kalau lo emang cinta sama Rizal lo gak akan gantung dia lebih lama lagi. Belom aja nanti lo nyesel si Rizal ngegebet cewek lain,"

Chaesya menegakkan tubuhnya tidak suka mendengar kalimat terakhir Kahla. "Kok lo gitu, sih, ngomongnya?"

Kahla menepuk dahinya seakan teringat sesuatu. Dengan gerakan terburu-buru, ia mengeluarkan ponsel dalam sakunya. Tangannya sibuk menggeser layar ponselnya yang mengundang kerutan heran di dahi Chaesya.

"Nih," Kahla menyodorkan layar ponselnya ke hadapan Chaesya.

Tampilan layar ponselnya menunjukkan sebuah gambar yang terdapat sosok perempuan dan laki-laki. Mereka berdiri berhadapan di lobby rumah sakit. Sosok yang tak asing menarik atensi Chaesya ditambah lobby yang familiar semakin memperkuat siapa sosok di dalam gambar tersebut.

"Ini Rizal? Sama siapa?"tanya Chaesya memastikan.

Kahla mematikan ponselnya lalu menaruhnya di atas nakas."Nah, itu gue juga gak tau. Itu gue dapet fotonya dari anak kelas sebelah yang kebetulan ada di sana,"

Chaesya tidak terlalu ingin tau bagaimana seseorang mendapatkan foto itu. Ia lebih penasaran dengan sosok perempuan di dalam foto. Kenapa ekspresi Rizal terlihat sangat senang melihat perempuan itu?

"Sebenernya itu gue dapet dari kemaren tapi gue lupa ngomong sama lo. Makanya gue ngomong kayak tadi supaya lo tuh inget kalau Rizal banyak pemujanya,"tegas Kahla kembali ke posisinya. Bersandar pada kasur menghadap tv sembari memakan snack.

Chaesya mengacak rambutnya yang berantakan. Dia tau kalau Rizal memang banyak penggemarnya, tapi Rizal tidak pernah benar-benar meladeni mereka.

Chaesya berusaha untuk berpikir positif. Siapa tau itu kakaknya? Eh, kakak dia kan Vannia. Atau dia punya kakak yang lain? Lagipula, perempuan di foto itu tampak lebih muda darinya. Jadi siapa? Sepupunya? Bisa jadi.

"Kalau liat dari ekspresi lo, lo pasti lagi berusaha berpikiran positif?"tebak Kahla tepat sasaran.

Chaesya nyengir memperlihatkan giginya yang tersusun rapi. Kahla meniup poninya gemas.

"Walaupun nanti kenyataannya cewek itu ada hubungan darah sama Rizal. Tetep aja Sya, lo gak bisa ngubah fakta Rizal disukain cewek-cewek. Ya, lo harus tetep ngasih jawaban ke Rizal secepatnya,"cerocos Kahla untuk kedua kalinya tepat sasaran.

Chaesya mengubah posisi tidurnya membelakangi Kahla. "Kok omongan lo akhir-akhir ini sering bener, sih,"

Kahla menendang kaki Chaesya dengan kesal. "Lo pikir selama ini gue gak pernah bener, hah?"

Main RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang