Chapter Thirteen

52 7 1
                                    

First Love

Flasback On

Chaesya mempercepat laju larinya, dari radius tiga meter gerbang sekolahnya akan di tutup. Detik-detik itu terasa menegangkan mengingat hari itu adalah hari pertama d imana Chaesya menginjak bangku SMA. 

"Pak! Jangan ditutup!"seru Chaesya lantas meloyor masuk sebelum gerbang tertutup rapat. 

Ia mendapati dirinya menghela napas lega sementara sang penjaga gerbang menatapnya tak habis pikir.

"Terimakasih, Pak!"ucap Chaesya. 

Ia pun melenggang pergi dan segera berkumpul ke lapangan. Berjalan secara sembunyi-sembunyi karena apel sudah dimulai. Sebisa mungkin ia tidak ingin dirinya kepergok telat masuk di hari pertama. 

"Anak baru,"

Suara bass milik seseorang membuat Chaesya menjerit tertahan. Ia menoleh penuh kewaspadaan tinggi dan melihat sosok bertubuh jangkung tengah menatapnya dengan intens. 

"I-iya Kak!"jawab Chaesya sigap. 

Sosok yang Chaesya tebak sebagai anggota OSIS--karena ia memakai jas--membuat pikirannya kalut. 

"Memang udah gue perbolehkan untuk masuk barisan?"tanyanya mengintimidasi.

Chaesya menundukkan wajahnya. "Maaf Kak,"

"Untuk apa?"tanyanya tenang namun terdengar dingin.

Chaesya menggigit bibir bagian bawahnya dengan gugup. "Karena telat masuk,"

Hening sejenak. Chaesya tidak memiliki nyali untuk memandang kakak kelasnya itu dan lebih memilih untuk menghitung jumlah semut di tempat ia berdiri.

"Ikut gue,"perintah kakak kelas itu setelah melewati beberapa detik dengan tegang.

Chaesya tanpa banyak berbicara langsung mengekori kakak kelas itu. Ia merasakan banyak pasang mata yang mencoba untuk meliriknya. Persetan dari semua itu, sekarang ia harus memikirkan apa yang akan dilakukan kakak OSIS itu padanya. 

Ia dibawa ke koridor kelas sepuluh yang dipenuhi oleh beberapa jas abu-abu khas OSIS. Ia kembali merasakan jantungnya berpacu lebih cepat. Bukan karena cinta tapi karena hal lain.

"Lo pergi ke tengah-tengah mereka,"perintah Rian--tertera di nametag jasnya. 

Tangan kanan Rian terangkat, mengarahkannya ke kubu yang tak jauh dari mereka berdiri.

Alis Chaesya sukses menyatu. "Mau apa Kak?"

Rian menghela napas dengan keras. "Gak usah jawab kalau gue suruh. Buruan sebelum gue berubah pikiran,"

Sejurus kemudian, Chaesya pun berjalan cepat menuju perkumpulan yang dimaksud Rian. Begitu sampai di sana, semua pasang mata menatapnya penuh selidik lalu berpaling pada Rian yang berjalan di belakangnya. 

"Ini anak buah gue yang baru. Kenalin dia--"jeda Rian lalu menatap Chaesya untuk menyebut namanya.

"Chaesya,"

"Chaesya. Bisa lo mencari tau nama mereka ini beserta jabatannya?" Rian menunjuk enam orang tersebut dengan senyuman penuh arti. 

Lantas keenam orang tersebut langsung menutupi nametag mereka dan tersenyum lebar. 

"Eh, gimana caranya?"tanya Chaesya bingung. 

Untuk kedua kalinya Ray menghela napas panjang. "Lo punya mulut gak?"

Chaesya menelan ludah gugup namun tak urung ia menganggukkan kepalanya.

"Nah, yaudah lo tanyain. Susah amat," Rian pun berjalan bergabung dengan enam orang tersebut yang tertawa entah karena apa. 

Main RoleWhere stories live. Discover now