Chapter Fourteen

46 7 6
                                    

Demand

Chaesya menjatuhkan kepalanya ke atas meja begitu bel tanda ujian berakhir. Di sisi lain ia merasa senang karena ujian sudah berakhir, di sisi lain ia merasa gelisah akan hasil ujiannya. Ia pun mengambil tasnya lalu menyampirkan ke bahunya. Melenggang pergi meninggalkan kelasnya yang sudah sepi. 

Ia memutuskan untuk ke kelas sebelah terlebih dahulu untuk menemui Kahla. Ya, mereka berada di ruangan yang berbeda. Suatu hal yang menyenangkan dan menyedihkan. Menyenangkan karena ia tidak harus mendengar ocehannya, menyedihkan karena ia tidak bisa bekerja sama dalam mengerjakan ujian. 

"Kahla!"seru Chaesya begitu ia menginjakkan kaki ke dalam ruangan.

Sudut kelas, tempat di mana Kahla duduk, menjadi tujuan utamanya untuk berjalan. Ia beringsut mendekati Kahla yang wajahnya tampak kecut.

Dia menepuk kepala Kahla pelan. "Woi, kecut banget tampang lo,"

Kahla mengangkat kepalanya dengan gerakan patah-patah. Chaesya meringis melihat penampilan temannya yang seperti zombie kelaparan. "Sya,"

"Apaan?"tanya Chaesya sembari menarik kursi ke samping meja Kahla.

Kahla tiba-tiba meremas tangan Chaesya dengan erat. "Gue...,"

"Apaan lama?"gerutu Chaesya dengan hidung yang mengerut.

Kahla menatap Chaesya dengan merana. "Langsung nikah aja kali ya abis lulus SMA,"

Chaesya tergelak mendengar penuturan ngawur sahabatnya, ia refleks menepuk punggung Kahla dua kali. "Dasar bego. Lo capek belajar gak usah ngebet nikah juga kali. Emang bakal ada yang cowok mau ama cewek pemalas?"

Kahla mencebikkan bibirnya kesal. Dengan sekali sentakan ia berdiri, berjalan cepat meninggalkan Chaesya yang masih tertawa.

"Eh, Kah! Dasar kampret,"umpat Chaesya, namun tak urung ia mengejar Kahla.

"Lo kemana abis ini? Refreshing yuk!"ajak Kahla mendadak sumringah.

Chaesya mendelik melihat perubahan mood sahabatnya yang mudah berganti dalam satu waktu. 

"Ayuk,"sahut Chaesya ikut-ikutan.

Kahla tiba-tiba menghentikan langkahnya seolah teringat sesuatu. "Tapi, bukannya kita ada latihan drama ya?"

Kahla juga mendaftarkan diri untuk mengikuti drama, omong-omong. 

Chaesya menepuk dahinya. "Ah, iya! Kan Kak Nugraha udah ngasih tau di grup LINE,"

"Goblok, yaudah ayuk buruan ke ruang theater,"tandas Kahla yang langsung diiyakan oleh Chaesya. 

Hanya menghabiskan waktu lima menit untuk sampai ke ruang theater. Mereka menghela napas lega karena ruangan itu belum terisi penuh oleh para pemain drama. Kesimpulannya, mereka tidak telat hadir.

"Chaesya!"

Suara bass dari arah belakang lantas membuat mereka berbarengan menoleh. Walaupun nama Kahla tidak disebut. 

Sosok laki-laki bertubuh tinggi itu berjalan ringan mendekati Chaesya dengan membawa naskah di tangannya. "Udah siap latihan?"

Chaesya dengan cepat mengangguk. "Udah Kak,"

Nugraha tersenyum lalu menepuk bahu gadis itu dengan santai tapi berefek hebat pada jantung Chaesya.

Chaesya tampaknya ketiban durian runtuh. Ia menjadi pemeran utama dalam drama yang ia lakoni, dengan lawan mainnya Nugraha yang berperan menjadi sahabat dekatnya sekaligus menjadi salah satu laki-laki yang ia cintai. Dan dalam drama tersebut cintanya terbalas oleh Nugraha.

Main RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang