Chapter Thirty One

41 5 1
                                    

Prepare

Setelah insiden Rizal mengobati Chaesya, ia tidak bisa menghilangkan Rizal di kepalanya. Padahal sejak tadi ia berusaha untuk mengusirnya namun sosok itu masih berlarian di dalam pikirannya. Chaesya masih memikirkan perkataan Rizal tadi. Memang tatapan Chaesya seperti apa sampai membuat Rizal berkata seperti itu?

"Kah, coba deh tatap muka gue,"pinta Chaesya saat mereka sedang berkumpul di ruang tv.

Kahla yang tengah memainkan ponselnya menoleh ke arah Chaesya bingung. "Gaje lo,"

"Ih, coba liat muka gue dulu!"rengek Chaesya.

Kahla pun menaruh ponselnya lalu menatap Chaesya dengan tatapan datar. Sampai hitungan lima detik tidak terjadi apa-apa, Kahla menoyor kepala Chaesya gemas.

"Ish, menurut lo tatapan gue gimana?"tanya Chaesya penuh harap.

Kahla memutar bola matanya. "Muka lo jelek,"

Chaesya memukul Kahla kesal. "Jawaban lo gak nyambung!"

"Lagian kenapa sih tiba-tiba nanya kayak gitu?"

Chaesya mendengus. "Tadi kan gue udah cerita yang soal Rizal. Dia bilang tatapan gue bikin dia berharap lagi,"

"Lo beneran suka sama dia?"tanya Kahla kembali memainkan ponselnya.

Chaesya memainkan bibirnya tampak menimbang-nimbang jawabannya. "Iya,"

Kahla menghela napas. "Terus Nugraha?"

"Makanya itu gue bingung harus gimana!"dengus Chaesya dengan decihan pelan. 

Kini Kahla duduk bersila menghadap Chaesya. Raut wajahnya berubah menjadi serius, ponselnya sudah ia letakkan di sampingnya. "Cha, semenjak gue deket sama Rizal gue tau kalau dia serius suka sama lo. Dia udah berusaha juga untuk move on tapi kalau lo nya ragu-ragu gini, kesian anak orang jadi berharap sama lo,"

Chaesya menatap Kahla dengan sorot mata merasa bersalah. "Gue harus gimana dong?"

"Semua tergantung sama lo. Kalau lo mau pertahanin Nugraha, lo harus hilangin perasaan lo ke Rizal. Lo harus pilih salah satunya Cha. Pertahanin Nugraha atau beralih ke Rizal? Ya, itu pun kalau Rizal nya masih mau pacaran sama lo,"papar Kahla diakhiri dengan kalimat yang menusuknya.

Kahla benar. Memangnya setelah dua bulan ia secara terang-terangan menjauhi Rizal, cowok itu mau untuk menerimanya lagi? Normalnya, pasti tidak mau!

"Gue rasa, gue memang harus pertahanin Nugraha. "putus Chaesya setelah memikirkan kemungkinan buruknya saat ia melepaskan Nugraha. Cowoknya itu sudah banyak menorehkan kenangan untuknya. Tidak mudah juga melepaskan Nugraha begitu saja setelah dirinya menyadari kalau ia menyukai Rizal.

Kahla menjetikkan jarinya. "Kalau gitu, lupain Rizal dan fokus pada Nugraha sebelum semuanya terlambat. Lo masih bisa untuk ngilangin perasaan lo, kok,"

Chaesya mengangguk dengan senyuman tipis. Sebelum semuanya terlambat, ia harus kembali menepis perasaannya. Lagipula dia baru suka saja kan belum sampai tahap ia merasakan sayang?

[-]

Hari-hari setelah acara makrab berakhir hanya diisi Chaesya dengan melakukan kegiatan mainstream di rumah. Ia menghabiskan tv series yang ia tonton dalam waktu seharian membuat matanya terasa berat saat pagi hari tiba. Chaesya menutup laptopnya lalu berbaring di atas kasur. 

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, dengan malas ia mengambilnya dan melihat notif pesan dari Nugraha. Senyumnya terurai lalu dengan gesit ia membukanya. 

Main RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang