Chapter Thirty Two

29 3 0
                                    

Dilemma

Dua hari dilalui Chaesya dengan mengelilingi toko-toko di setiap mall untuk mencari hadiah ulang tahun Nugraha. Kahla dengan sabar menemaninya dari terbit matahari sampai tenggelam matahari. Sampai pada akhirnya Chaesya memutuskan untuk kembali ke toko yang pertama kali ia datangi. Chaesya akui dia sudah seperti tipikal cewek yang ribet. 

Chaesya membelikan Nugraha jam berukuran sedang dan bewarna hitam. Cocok untuk lengan Nugraha yang tampak kokoh. Chaesya sudah membungkus hadiah tersebut dan menaruhnya di paper bag. Selanjutnya ia dan Kahla akan pergi ke supermarket untuk membeli bahan-bahan membuat kue. 

Setelah menghabiskan waktu satu jam di supermarket, mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Memutuskan untuk membuat kue di pagi hari bersama Kahla karena sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Dia yakin untuk orang yang baru pertama kali membuat kue akan menghabiskan waktu yang panjang. Dan Chaesya tidak ingin membuat dirinya lelah lalu menggagalkan acaranya bersama Nugraha. 

Begitu memasuki kamarnya, Chaesya langsung merebahkan dirinya di kasur. Menghirup aroma lavender yang mengisi ruangannya. Alam mimpi hampir menjemputnya tatkala sebuah suara dari ponsel berhasil menyeretnya kembali. Dengan gerutuan pelan, ia mengambil ponselnya dengan setengah hati. Alih-alih ia tersenyum tipis saat melihat nama Nugraha.

Nugraha : night sya. besok pagi aku balik loh

Chaesya : yeey besok aku bakal kasih tau kita akan ke mana!

Nugraha : hahaha okei. night sya

Chaesya : night too

Chaesya menjatuhkan ponselnya dan mengatur posisi tidurnya. Kali ini ia sudah benar-benar menyelami alam mimpinya. 

[-]

Sinar matahari mengintip melalui celah-celah kamar Chaesya. Chaesya yang tidak tahan dengan sinarnya pun terpaksa bangun. Ia menoleh ke jendelanya yang menyuguhkan tata surya terbesar sejagat raya sudah berada di langit dengan gagah. Ia mengecek jam di ponselnya dan kini matanya hampir keluar dari tempatnya. Pukul sepuluh. Dia kesiangan!

Sejurus kemudian, ia mendial nomor Kahla tapi sampai deringan kelima ia tidak kunjung mengangkatnya. Chaesya kembali melakukan hal yang sama sampai ia tidak tau sudah berapa banyak ia menelpon sahabatnya. Akhirnya dia menyerah, sepertinya orang itu masih tidur. Chaesya memutuskan untuk membuat kuenya seorang diri. Dan setelah itu dia akan membuat perhitungan untuk Kahla. Lihat saja nanti.

Chaeya membaca resep kue yang dipilihkan Kahla. Kue tart dengan hiasan buah di atasnya memang kue yang paling cocok untuk ulang tahun dan menurutnya ini sudah yang paling mudah dibuat dibanding kue yang lain. Dengan gerakan cepat Chaesya menaruh semua bahan-bahannya di atas meja dan mulai menyiapkan berbagai macam alat.

"Buat apaan lo?" Suara bass yang muncul tiba-tiba tidak membuat Chaesya terkejut sama sekali. Matanya tetap terfokus pada resep yang sedang ia cerna baik-baik.

"Berisik,"

Kevin mendelik mendengar nada bicaranya yang tersirat seperti tidak ingin diganggu."Anjir gue baru nanya sekali. Galak amat Bu,"

"Buat pacar ya? Cie, laku juga ternyata adek gue,"tambah Kevin dengan alis yang naik turun. Ia menatap adik perempuannya dengan tatapan menggoda. Dengan iseng, ia mencolek tepung terigu lalu memoleskannya ke pipi Chaesya.

Chaesya masih diam bergeming sampai detik selanjutnya ia berteriak hingga membuat Kevin dengan spontan menutupi telinganya. "MAMA! ABANG KEVIN MENDING BUANG AJA SUPAYA HIDUP AKU TENTRAM DAN BAHAGIA,"

Main RoleWhere stories live. Discover now