Chapter Twenty Eight

32 4 0
                                    

Try

Semenjak kejadian di mana Chaesya menyadari bahwa dirinya menyukai Rizal, ia berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari Rizal. Ia memulai misi tersebut dari menukar kursi dengan Kahla yang duduknya berjarak dua kursi dari Rizal. Walaupun tidak ada perubahan yang berarti namun setidaknya dia agak lebih jauh dari cowok itu. Hal kedua yang dilakukannya adalah setiap ada tugas kelompok dan ia ditugaskan bersama Rizal, ia langsung protes pada guru yang bersangkutan tanpa pandang bulu. Setidaknya tindakan tersebut berhasil membuatnya melupakan sejenak perasaannya pada Rizal.

Hingga tak terasa, mereka telah melewati UAS yang dilaksanakan selama satu minggu penuh. Chaesya berhasil tidak berinteraksi sedikit pun dengan Rizal sampai UAS berakhir. Hal itu membuatnya bersorak senang karena setelahnya liburan akan tiba. Dengan kata lain, dia tidak akan bertemu dengan cowok itu.

Selama beberapa hari ia lalui, Chaesya mulai yakin kalau dirinya sebenarnya tidak menyukai Rizal. Mungkin saat itu perasaannya bingung karena didesak oleh Rizal yang seolah mengharapkan Chaesya untuk menjadi miliknya. Mungkin karena hal tersebut yang membuat perasaan Chaesya terombang-ambing. Namun, sekarang hatinya semakin yakin bahwa dia hanya mencintai Nugraha seorang. 

Habis ujian terbitlah remedial. Chaesya dan Kahla terpaksa masuk kembali ke sekolah untuk mengikuti remed. Jadwal remedial pun sudah dibagikan melalui mading sekolah dan disebar melalui grup angkatan. Terkadang Chaesya berpikir apa gunanya mading kalau bisa melalui LINE. 

Chaesya harus mengikuti remedial Fisika dan Kimia lantaran nilainya yang berada di bawah KKM. Tampaknya dia memang bukan anak IPA sesungguhnya kalau melihat nilainya yang selalu di bawah KKM. 

"Lo hari ini ada remed apaan aja?"tanya Kahla saat mereka memasuki kelas mereka. 

Kelas pun tidak terlalu ramai, beberapa murid yang tidak mendapat nilai di bawah KKM memilih untuk tidak masuk. Toh, Chaesya pasti juga akan melakukan hal yang sama kalau nilainya tidak ada di bawah KKM.

"Fisika sama Kimia. Lo?"

"Fisika, gue rasa remed Fisika bakal penuh deh. Lagian soal kemaren emang gila banget,"jawab Kahla sekaligus berkomentar.

Chaesya mengangguk setuju. "Remednya jam berapa?"

"Jam sembilan bukannya?"

"Lah, masih dua jam lagi dong,"keluh Chaesya saat matanya melirik pada jam di dinding.

Kahla pun memilih spot kursi di sudut kelas dekat dengan jendela. Berhubung hari ini dan dua hari kedepannya hanya remedial jadi mereka bisa bebas duduk di mana saja. Chaesya mengikuti jejak Kahla dengan duduk di depannya. Lalu membalik kursinya menghadap Kahla.

Kahla sibuk memainkan ponselnya dengan kedua tangan yang bergerak lincah di atas keyboard. Chaesya menatapnya malas.

"Chatan sama siapa sih lo?"tanya Chaesya dengan nada sambil lalu. Ia melempar pandangannya ke jendela. Tampak beberapa anak laki-laki dari kelasnya sedang bermain bola di lapangan.

"Rizal. Dia bilang gak masuk hari ini,"jawab Kahla tanpa menatap Chaesya.

Alis Chaesya tertarik ke atas kembali merasakan curiga. "Jadi selama satu bulan lebih ini lo makin deket aja ya sama Rizal,"

Kahla mendongakkan kepalanya lalu tersenyum dengan menunjukkan deretan giginya yang rapi. Mulut Chaesya terbuka, bukan balasan yang ia dapatkan alih-alih Kahla hanya memamerkan deretan giginya.

"Maksud senyuman lo apaan?"tanya Chaesya sarkasme.

Kahla menggelengkan kepalanya. "Abis lo aneh,"

Main RoleWhere stories live. Discover now