Chapter Thirty

33 4 1
                                    

Realize

"CHAESYA! Gila nih orang ngebo banget. Lo pengen ikut ke air terjun gak?" Teriakan yang memekakan telinga itu tidak membuat Chaesya beranjak dari tidurnya. Dia masih diam bergeming alih-alih hanya menggeliat di dalam selimut.

Kahla menggeram pelan. "Fine! Gue tinggal!"

Kahla menghentakkan kakinya kesal lalu nimbrung bersama yang lain untuk pergi ke wisata air terjun. 

"Chaesya gak ikut, Kah?"tanya Farah saat melihat Kahla datang seorang diri.

"Biarin aja dia sendiri. Emosi gue bangunin dia doang,"dengus Kahla.

Farah merangkul Kahla membawanya masuk ke dalam bus. Bersamaan dengan bus yang meninggalkan parkiran, Chaesya membuka matanya. Ia melirik jam yang menggantung di dinding. Pukul sembilan pagi dan Kahla sudah meneriakinya untuk bangun.

Apa katanya tadi? Air terjun? Duh, ogah pagi-pagi dingin gini disuruh main air, batin Chaesya bergidik ngeri membayangkan air terjun yang membasuh tubuhnya. 

Dia pun bangun lantas pergi ke dapur untuk mengambil botol berisi air putih. Ia menenggaknya sampai habis tidak tersisa. Ruangan tv sudah kosong hanya terdapat alas tidur dan selimut yang berantakan. Tampaknya hanya Chaesya sendiri yang memilih untuk tinggal di villa. Ia merenggangkan ototnya dan dengan tangannya yang bebas ia menutup mulutnya, menguap.

"Jadi gue harus apa sekarang?"gumamnya menatap hampa ruang tv yang kosong. 

Setelah berkontemplasi dalam pikirannya, akhirnya dia memutuskan untuk pergi keluar. Menghirup udara pagi di puncak yang menyegarkan. Chaesya memilih untuk berkeliling, seingatnya saat dia sampai di villa ini, dia melihat taman bermain.

Tidak memerlukan waktu lama, Chaesya telah tiba di taman bermain. Seperti taman bermain pada umumnya, ia dapat melihat anak-anak yang berlarian ke sana ke mari. Ia pun duduk di salah satu bangku yang dekat dengan kolam ikan lalu memandanginya seolah dia tidak pernah melihat ikan dalam seumur hidupnya. 

Seorang anak kecil tiba-tiba menghampiri kolam tersebut. Chaesya tersenyum melihat anak kecil tersebut bersorak senang saat melihat ikan koi yang berenang. Anak kecil itu menggerakkan tangannya seakan ingin mengambil ikan yang berada di dalam kolam. Ia berdecak karena usahanya gagal hingga dia memutuskan untuk berdiri di pinggiran kolam. Chaesya memandang anak itu dengan was-was. 

Sampai yang ia takutkan terjadi, anak itu kehilangan keseimbangan membuat Chaesya sejurus kemudian berlari lalu menariknya. Chaesya menjerit saat mendapati dirinya justru tersandung dan masuk ke dalam kolam. Anak yang ditolongnya selamat namun tidak untuk dirinya.

"Kakak! Kakak gak apa-apa?!"seru anak itu sembari berusaha untuk menolong Chaesya.

"Kamu gak usah ikut masuk ke dalam kolam!"perintah Chaesya saat melihat anak itu kembali menaiki pinggir kolam. 

"Tapi--"

"Chaesya, lo gak apa-apa?!"

Suara itu membuat Chaesya menoleh. Matanya langsung berhadapan dengan sosok yang selama ini membuat perasaannya terombang-ambing. Ia menelan saliva dengan gugup. Rizal menatap Chaesya tidak percaya. Detik selanjutnya tawanya lepas begitu saja. Chaesya menggerutu kesal namun tak pelak ia merasa senang mendengar tawa itu. 

"Sini," Rizal mengulurkan tangannya, tanpa keraguan Chaesya mengamit tangan besar itu. Rizal menariknya, cukup membuat Chaesya menabrak tubuh cowok itu. Dalam jarak sedekat ini, ia kembali merasakan geli di dalam perutnya. 

"Chae, gue rasa lo harus mandi karena sekarang lo bau kolam,"ucap Rizal diselipi tawa.

Chaesya setengah mendengus, setengah tertawa. Rizal melepas genggaman tangannya lalu membalik tubuhnya menghadap anak yang ditolong Chaesya itu. Ia membungkukkan tubuhnya agar menyamai tinggi anak tersebut. 

Main RoleWhere stories live. Discover now